Gandeng BKPSDMP Kominfo Bandung, Diskominfo Indramayu Gelar FGD Smart City

Indramayu – Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Bandung bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu menggelar Focus Group Discussion (FGD) Mengenai Smart City, Kamis (5/11).

Kepala BPSDMP Kominfo Bandung Betty Djuliati menjelaskan, instansinya memiliki program mengupas partisipasi daerah melalui kegiatan penelitian. Salah satunya di Kabupaten Indramayu terkait dengan tingkat pengetahuan Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap penerapan smart city.

“Kami ingin menjaring masukan-masukan dari pemerintah daerah setelah kita melakukan pengumpulan data melalui online. Jadi intinya FGD ini tujuannya untuk penyempurnaan dari laporan hasil penelitian kami yang sifatnya sementara,” jelasnya di Indramayu.

Dari hasil pengumpulan data secara online, pihaknya menyimpulkan untuk pengatahuan, tingkat pengetahuan smart city pada ASN di Kabupaten Indramayu berada di kategori sedang sebesar 80, 49% meliputi Dimensi smart government memiliki tingkat pengetahuan tinggi paling besar dibanding dimensi smart city lainnya (8,92%). Sedangkan dimensi smart government memiliki tingkat pengetahuan sedang paling besar dibanding dimensi smart city lainnya (88, 45%) dan Dimensi smart economy tingkat pengetahuan rendah paling besar dibanding dimensi smart city lainnya (21,00%).

Sementara untuk Penggunaan tingkat penggunaan smart city pada ASN di Kabupaten Indramayu, para ASN telah menggunakan sebesar 53,32% meliputi Dimensi smart government memiliki tingkat pengguanaan tertinggi dibanding dimensi smart city lainnya (78,74%) dan Dimensi smart economy memiliki tingkat penggunaan paling rendah dibanding dimensi smart city lainnya (40, 68%).

Terakhir, katanya, untuk manfaat, tingkat manfaat smart city pada ASN di Kabupaten Indramayu menyatakan bahwa smart city dalam kategori bermanfaat 56,04%, dimana sebagian besar ASN di Kabupaten Indramayu menyatakan bahwa semua dimensi-dimesi smart city berada dalam kategori manfaat.

“Jadi sementara sudah saya sampaikan untuk FGD ini, pengetahuan ASN terhadap smart city berada dalam posisi sedang, sehingga hasil FGD ini perlu ada perbaikan-perbaikan di antaranya sosialisasi, monitoring dan evaluasi. Tadi juga sudah dibahas bahwa kami melihat sudah ada komitmen dari kepala daerah terkait dengan terwujudnya smart city,” tambahnya.

Betty berharap, hasil FGD memberikan rekomendasi-rekomendasi yang dapat diimplementasikan di Kabupaten Indramayu. Sehingga nantinya, imbuh Betty, tingkat pengetahuan ASN terkait smart city di Kabupaten Indramayu meningkat.

Di tempat yang sama, Kepala Diskominfo Kabupaten Indramayu Aan Hendrajana mengatakan, kondisi smart city di Indramayu telah mengubah proses pelayanan publik yang dilakukan ASN untuk masyarakat, melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang juga merupakan indikator terwujudnya Indramayu smart city.

“Beberapa SKPD telah menerapkan SPBE untuk menunjang pelayanan publik kepada masyarakat, semisalnya proses pelayanan perizinan dan penanaman modal oleh DPMPTSP Indramayu dengan dilakukan secara online, melalui kanal website www.simpan-ayu.indramayukab.go.id yang memiliki sistem kerja otomatis, sehingga sangat mempermudah para investor ketika ingin berinvestasi di Indramayu," katanya.

Diskominfo Indramayu sendiri, ujar Aan, memiliki komitmen besar untuk terwujudnya kepuasan konsep smart city, yakni melalui Aplikasi Indramayu All In One yang sangat manfaat dan memenuhi kebutuhan publik meliputi, informasi kuliner, pariwisata, data informasi, transparansi dan pengaduan publik.

“Kami Diskominfo Indramayu memiliki aplikasi Indramayu All In One yang bertujuan memenuhi kebutuhan publik termasuk akses pengaduan. Misalnya masyarakat mengeluhkan sampah yang menumpuk, maka masyarakat atau pengguna Aplikasi Indramayu All In One hanya memasukan Nomor Induk Kependudukan KTP dan mengadukannya kepada SKPD terkait, sehingga SKPD tersebut akan menindaklanjutinya selama 1x24 jam,” jelasnya.

Aan menyebut, sudah lebih dari setahun Indramayu menerapkan konsep smart city. Pihaknya mengakui selama ini masih ditemui kekurangan-kekurangan yang akan segera diselesaikan, demi menuju terpuaskannya pelayanan publik dan menghasilkan quality of life melalui Indramayu smart city.

"Kami akan melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dan ASN di dalamnya untuk menghasilkan aspek perubahan pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi di dalam konsep Indramayu smart city yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat," ujarnya.