Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menargetkan akan mewujudkan satu kelurahan satu ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah setempat, sebagai upaya menyiasati ruang seminimal mungkin untuk fasilitas publik sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi anak-anak.
"Prioritas ke-9 dari program kerja Pak Wali Kota Kediri yaitu satu kelurahan satu RTH. Itu menjadi tupoksi kami," kata Kepala Dinas Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Didik Catur di Kediri, Senin.
Menurut Didik, RTH di setiap kelurahan tidak harus dibayangkan sebagai kawasan luas yang hijau. Dirinya mengakui ada keterbatasan lahan di Kota Kediri. Terlebih lagi untuk kelurahan yang penduduknya padat sehingga susah untuk mencari ruang sebagai ruang publik.
"Akhirnya kami menyiasati dengan ruang seminimal mungkin tapi tetap punya fungsi untuk ruang publik, khususnya anak-anak. Di tempat itu, anak-anak bisa bermain, belajar, dan orang tua bisa menemani anaknya dengan nyaman," kata Didik.
Pemkot Kediri meminta agar ada RTH di kelurahan-kelurahan dengan mendesain ruang bermain dan belajar untuk anak-anak. Di tempat tersebut juga menyediakan fasilitas bermain mulai dari perosotan, jungkat-jungkit, dan fasilitas publik lain yang aman. Arena tersebut juga dicat warna-warni sehingga menarik untuk anak-anak.
Hingga 2019, tercatat sudah ada delapan kelurahan yang sudah merealisasikan RTH tersebut yaitu Kelurahan Betet, Burengan, Dandangan, Gayam, Manisrenggo, Mojoroto, Pakelan, dan Sukorame. Selain itu juga menambahkan RTH di depan Lapangan Gajahmada, Kecamatan Pesantren. Sebelum COVID-19, RTH yang telah dibangun tersebut cukup ramai didatangi oleh anak-anak. Namun, saat ini relatif sepi demi mencegah penyebaran COVID-19, sehingga dianjurkan tidak keluar rumah jika tidak sangat penting.
"Sebetulnya tahun ini, 2020, kami harusnya mewujudkan delapan RTH di delapan kelurahan dan tahun 2021 menambah tiga RTH. Namun karena anggaran diprioritaskan untuk penanggulangan COVID-19, tidak terealisasi," kata Didik.
Dirinya berharap rencana pembangunan RTH yang tertunda tersebut bisa diwujudkan tahun depan. Sementara ini, aktivitas yang terkait soal fasilitas publik termasuk taman publik dan RTH ditutup untuk umum untuk mencegah penularan COVID-19.
"Kami terus melakukan pemeliharaan, selain itu juga kesempatan bagi kami untuk mengadakan perbaikan. Misalnya mengecat kursi yang sudah karatan dan lain-lain. Kalau nanti dibuka, sudah siap dan lebih bagus," kata Didik.