Majene - Tekstur tanah di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang berbatu tidak menyurutkan para petani dalam memanfaatkan lahan. Melalui program Revolusi Hijau, perbukitan yang ada di Kecamatan Banggae dan Banggae Timur, yang meruoakan lahan tidur kini mulai dimanfaatkan.
Bupati Majene Fahmi Massiara, selaku Ketua TPID setempat bersama Wabup Lukman dan Sekda A. Sukri turut serta melakukan penanaman perdana pada Minggu (27/10).
Salah satu komoditas yang dikembangkan untuk pemanfaatan lahan tidur tersebut adalah bawang merah, yang ditanam di lahan milik tiga kelompok tani yaitu Sipatuo, Cakra Buana, dan Hijau Lestari.
"Pemanfaatan lahan kritis diharapkan dapat menjadi program atau upaya pengendalian inflasi pada komoditas bawang merah, dimana fluktuasi harganya sangat lebar, sehingga menyebabkan ketidakpastian kepada petani maupun konsumen, bahkan terkadang petani harus menelan kerugian karena harus menjual bawang merah dengan harga rendah," ujar Bupati Fahmi.
Sementara itu, dalam dialog dengan petani, Wabup Lukman merespons baik permintaan para kelompok tani untuk memiliki sanggar tani, namun dirinya mengajak para petani turut berpartisipasi dalam pembangunannya misalnya menyediakan pondasi atau tiang terlebih dahulu, kemudian pemerintah bisa membantu atau merampungkannya.
Sebagai informasi, hingga kini baru 7 hektar lahan yang telah ditanami dari 22 hektar yang direncanakan untuk pengembangan bawang merah dengan bimbingan dari Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan.
Lahan tersebut dikelola 32 kelompok tani di Majene. Untuk menanami lahan seluas itu, dibutuhkan bibit bawang merah seberat 60 ton.