Martapura - E-sport di Kabupaten Banjar memiliki potensi yang cukup besar, karena dari beberapa even yang dilaksanakan selalu penuh akan peminat. Karena itu adanya ESI sebagai wadahnya para remaja, diharapkan bukan hanya sekadar bermain tapi bisa menjadi lebih professional.
Hal ini diungkapkan Dewan Pembina Pengurus E-Sport Indonesia (ESI) Kabupaten Banjar Diauddin saat digelarnya syukuran oleh Pengurus Esports Indonesia (ESI) Kabupaten Banjar di L.H. Cafe, Desa Indrasari Martapura, Sabtu (17/10) malam.
Dikatakannya, dengan adanya ESI, selain perkembangan e-sports di Kabupaten Banjar dapat terwadahi, para atlet pun bisa diatur dengan manajemen waktu yang baik. Waktu bermain bisa ditata sehingga tak mengganggu waktu belajar dan istirahat. Peluang memenangkan persaingan di esports ini juga sangat besar, karena esports mengandalkan keterampilan, bukan fisik sebagaimana cabang olahraga lain.
“Di dunia, Indonesia cukup disegani untuk e-sports ini. Peluang kita juga besar, jika pada olahraga umumnya kita kalah saing karena fisik dan tenaga, maka e-sports tak melihat fisik, tapi keterampilan. Karena itu melihat niat baik dari Ketua Umum agar esports lebih terarah, kita akan siapkan pelatih sebagai salah satu pembinaan,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakannya, game ini sendiri sedang di usulkan ke provinsi agar bisa diagendakan secara resmi tahun depan. Kita berharap, tak hanya prestasi tingkat daerah saja yang ditargetkan, tapi juga tingkat nasional karena semua orang memiliki peluang. Makanya kami sudah mengambil para juara dari beberapa even untuk dibina lebih lanjut,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum ESI Kabupaten Banjar Ade Diliyanto Sorembo Timor mengungkapkan pihaknya akan intensif melakukan pembinaan bagi calon atlet e-sports di Kabupaten Banjar. Berkoordinasi dengan sekolah-sekolah, untuk menjadikan cabor ini bisa menjadi ekstrakurikuler. Pihaknya akan intensif membina atlet esports dari rentang umur 13 tahun hingga 32 tahun secara maksimal.
Kepengurusan ESI sendiri lanjut Ade, selain melibatkan generasi milenial, juga melibatkan pemerintah, pihak keamanan dan media sehingga dapat berkolaborasi menjaga dan membina atlet esports di Kabupaten Banjar.
“Jangan sampai adanya ESI, malah merusak karena banyak yang lupa dengan waktu karena fokus mengejar prestasi. Karena itu kita buatkan media melalui ESI sehingga mereka bisa kita bina, sebagaimana orang tua membina anak-anaknya,” terangnya.
Salah satu pembinaan yang dilakukan, adalah melakukan penjadwalan games yang dimainkan, selain itu pengurus juga melakukan monitoring sehingga dapat menerima keluhan dari orang tua. Sementara game yang diwadahi pun beragam, tak hanya game yang berbasis smartphone android, tapi juga game elektronik dari Nitendo, Playstation dan PC, dari game paling dulu hingga terbaru.
“Tapi saat ini yang diunggulkan di Kabupaten Banjar adalah Free Fire (FF) karena disini cukup banyak pemainnya, sementara ini masih dalam pengkajian provinsi. Selain itu PUGB dan Mobile Legend juga termasuk unggulan, tapi kita belum melihat ada atlet yang kita kirimkan ke provinsi,” ungkapnya.
Ke depan kata Ade, pihaknya akan mengadakan even untuk seleksi atlet yang nantinya akan diberangkatkan mengikuti even yang dilaksanakan oleh provinsi.
“Dari 21 even yang dilaksanakan, sudah terlihat potensi atlet yang akan kita berangkatkan. Bahkan Kabupaten Banjar punya atlet esports yang berprestasi hingga berangkat mengikuti even hingga Thailand dan dibina langsung oleh PB ESI Pusat,” tutupnya.