Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak difabel asal Kota Kediri, untuk belajar berkebun dengan sistem hidroponik, sehingga mereka tetap berdaya di masa pandemi COVID-19.
"Program secara keseluruhan kami melaksanakan program dari pusat. Implementasi di lapangan kami menyesuaikan dengan kondisi dan kreativitas daerah masing-masing," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Asri Andaryati di Kediri, Senin (12/10).
Ia menambahkan, berbagai program yang sudah dibuat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri tersebut melibatkan gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang bekerjasama dengan asosiasi terkait. Selain kelompok tani tanaman pangan dan peternakan di Kota Kediri, kelompok perempuan dan difabel juga digaet untuk program pemberdayaan.
Untuk difabel, pihaknya berharap dengan berbagai pelatihan dan pendampingan yang dilakukan bisa sebagai bekal mereka untuk berkarya. Terlebih lagi di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang yang terjadi, bisa memberdayakan mereka.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri juga fokus pada program-program optimalisasi lahan pertanian yang ada untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
"Kami mengadakan pelatihan hidroponik untuk perempuan difabel. Harapannya, mereka bisa menanam sayur di lahan sendiri dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli sayur," kata Asri.
Pihaknya juga akan terus mendampingi para peserta yang ikut pelatihan. Dirinya tidak ingin agar pelatihan itu berhenti saat pelatihan saja, melainkan mereka bisa budi daya di rumah dan hasilnya bisa dijual untuk kebutuhan keluarga.
"Kami akan terus mendampingi para perempuan difabel ini, hingga program hidroponik bisa menghasilkan. Pedampingan bisa dilakukan melalui daring dan juga kunjungan lapang," kata Asri.
Dalam pembinaan hidroponik, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri bekerjasama dengan Himpunan Wanita Disabilitas Cabang Kota Kediri dan Komunitas Hidroponik Kediri, memberi pelatihan kepada 20 peserta difabel perempuan. Jumlah peserta tersebut juga menyesuaikan protokol kesehatan dengan tidak mengundang terlalu banyak peserta.
Selain mendapat pelatihan, peserta juga difasilitasi untuk pratik secara langsung berkebun dengan sistem hidroponik. Sedangkan, pada target akhirnya, peserta ke depannya mampu menerapkan di rumah masing-masing sehingga halaman rumah, seberapapun luasnya bisa menjadi sumber pangan.
Sementara itu, sejumlah peserta pelatihan mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. Mereka bisa mempunyai bekal dan keterampilan untuk bercocok tanam dengan sistem hidroponik.
"Teori yang diajarkan sangat membantu kami dalam penanaman sayuran karena selama ini kami belajar otodidak,” kata Munawaroh, salah satu peserta yang juga Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Cabang Kota Kediri.
Munawaroh menambahkan dirinya dan teman-temannya bisa memahami teknik pembibitan, pindah tanam dan pemberian nutrisi setelah ada pelatihan tersebut. Ia berharap ke depan upaya penanaman hidroponik yang telah dipelajari ini lebih berkembang sehingga meningkatkan ekonomi keluarga.