Manggarai - Perayaan Misa syukur Tahbisan sekaligus syukuran Imamat 25 tahun Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat, Pr yang dirayakan sekaligus di Lapangan paroki Santo Antonius Bea Mese Kecamatan Cibal, Kamis (8/10) turut dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat.
Selain dihadiri gubernur NTT, perayaan Misa syukur ini turut dihadiri Penjabat Bupati Manggarai Zeth Sony Libing, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula, Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, Sekda Manggarai Timur Boni Hasudungan, Kapolres Manggarai Mas Anton Widyodigyo, tokoh agama serta tokoh umat.
Tiba di Bea Mese pukul 09.30 wita, rombongan Gubernur langsung diterima secara adat tuak curu dan manuk kapu serta pengenaan selendang dan topi songke. Gubernur Victor juga sempat mencicipi tuak putih bersama Bupati Agas Andreas dan Agustinus Ch Dula.
Saat memimpin misa, Uskup Siprianus didampingi Uskup Agung Ende Mgr. Vinsensius Sensi Potokota, Uskup Denpasar Mgr.Silvester San, Uskup Pontianak Mgr. Agustinus Agus dan Uskup Emeritus Keuskupan Bogor Mgr.Mikael Angkur dan diikuti hampir seluruh imam di Keuskupan Ruteng.
Meski hanya dihadiri sebagian umat, aturan protokol kesehatan tetap dijalankan seperti umat yang masuk kemah berlangsungnya misa tetap di cek suhu tubuh, mencuci tangan, menggunakan masker serta duduk berjarak 2 meter.
Dalam homilinya Uskup Pontianak Mgr.Agustinus Agus mengatakan motto tahbisan Uskup Siprianus Hormat, Omnia In Caritate (lakukanlah segala pekerjaan dalam kasih) tidak hanya untuk Mgr.Siprianus sendiri tapi motto ini dimiliki semua pengikut kristus.
"Kenapa bekerja dengan kasih bukan hanya berhenti dengan kasih tapi duniawi tetapi mempunyai ujung sampai pada keselamatan," ujar Mgr Agustinus.
Dikatakan Mgr Agustinus, moto lakukan segala pekerjaan dalam kasih adalah benar, tapi kasih tidak cukup hanya sesaat.
Dalam konteks ini seharusnya yang menjadi motivasi dan mendorong kita untuk bekerja yakni kasih seperti Tuhan.
"Jika kasih hanya berhenti pada kepentingan duniawi ini, saya khawatir banyak salahnya," katanya.
Diakhir perayaan ekaristi Gubernur NTT Victor B. Laiskodat mengatakan, orang yang susah dan tumbuh menjadi orang hebat biasanya empatinya lebih baik dari orang kaya ciri khas orang yang memiliki empati melihat orang susah hatinya jatuh,
"Provinsi kita ini kalau kita jalan kemana-mana pasti penuh dengan penderitaan. Kita akan berubah jika kita memiliki empati yang luar biasa," kata gubernur.
"Beda uskup dengan gubernur, kalau uskup lihat yang tidak baik beliau pasti berdoa. Kalau gubernur beda, datang lihat tidak berdoa, segera cari jalan keluar dan selesaikan," ujarnya disambut tepuk tangan umat.
Dikatakan gubernur, dalam membangun NTT gereja dan pemerintah harus bekerjasama dan bergandengan tangan untuk memajukan masyarakat NTT. Pembangunan khususnya di NTT bisa berjalan inklusif selama lembaga-lembaga tersebut saling kait mengait.
"Karena itu tiga kabupaten Manggarai ini bersyukur mendapatkan seorang uskup yang punya visi yang bagus," ujarnya.
Orang nomor satu di NTT tersebut meminta uskup untuk mendoakan gubernur dan pemimpin di NTT ini agar terus memiliki empati kepada masyarakat dan diberkati dengan kemampuan untuk bergerak terus di lapangan.
Uskup Siprianus, dalam sambutannya mengatakan, salah satu tanda keberimanan orang beragama adalah adanya ungkapan rasa syukur. Syukur kepada Tuhan atas nafas kehidupan, syukur atas segala peristiwa hidup dari waktu ke waktu.
"Lihat saja banyak orang yang tahu bersyukur nampak segar dan ceria, beda dengan raut wajah orang yang suka menuntut apalagi sambil paksa-palsa," ujar Uskup Siprianus.
Ditambahkan Uskup Siprianus, menjadi imam Tuhan sungguh merupakan anugerah luar biasa dan terukir sebagai bagian dari curiculum vitae. "Mari kita dalami riwayat atau jalan hidup kita masing-masing. Di sini kita segera tahu betapa Allah memiliki maksud tertentu dalam segala apa yang kita alami," ajak Uskup Siprianus.
Dikatakan, Kasih Allah bagi umat keuskupan Ruteng dan bagi gereja semesta menjadi satu tanggungjawab yang harus disikapi serius.
Sebagai uskup ungkapnya, bukan hanya kepercayaan tetapi tanggungjawab yang mesti dijalankan dalam kestiaan, pengorbanaan, kesabaran dan rendah hati
"Mari kita berjalan dan bergandengan tangan sambil tetap dituntun oleh sang gembala agung yakni Yesus sendiri," tuturnya.
Sementara itu, Ketua panitia syukuran Tahbisan dan Imamat, Deno Kamelus menyampaikan acara syukuran tahbisan dan imamat tetap mengikuti dan sesuai protokol pencegahan virus corona.
Misa syukuran Tahbisan, kata Deno Kamelus, disatukan dengan syukuran 25 tahun imamat agar tidak dilaksanakan masing-masing dua acara yang memungkinkan dua kali berkumpulnya umat dalam jumlah yang banyak.
Selesai resepsi bersama, gubernur dan penjabat sementara bupati Manggarai dan rombongan berkesempatan mengunjungi sekolah dan puskesmas yang berada di Bea Mese.