Pandeglang – Hasil riset penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa menjadi viral dan ramai diperbincangkan masyarakat.
Sekretaris daerah Pery Hasanudin, Jumat (2/10), mengatakan, dalam hal ini mengapresiasi penelitian riset tersebut, karena kajian ilmiah yang dilakukan mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan sekenario terburuk.
"Namanya juga penelitian/riset, kita hargai itu. Potensi memang ada akan tetapi belum tentu kebenaranya. Terlepas dari semua itu kita tetap harus selalu waspada,” kata Pery saat menerima kunjungan Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang di ruang kerja sekretaris daerah, Jumat.
Lebih lanjut, ia mengatakan hingga saat ini belum ada teknologi canggih manapun yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi.
“Pemkab Pandeglang telah menyiapkan langkah-langkah konkrit dengan terus melakukan mitigasi yang nyata,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tri Tjahjo Hendrardhy Prajogo mengatakan, pertemuannya dengan sekretaris daerah tidak lain adalah untuk silaturahmi dalam rangka meningkatkan sinergitas antara BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Serang dengan Pemkab Pandeglang.
Dalam kesempatan itu pula, Tjahjo mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar selalu waspada.
“Saat ini kondisi cuaca sedang ekstrem, hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan bencana seperti angin puting beliung, longsor dan banjir, maka dari itu kepada masyarakat diminta untuk tetap selalu waspada,” ujarnya.