Kediri - Kota Kediri tidak hanya punya tenun ikat kediri, tapi juga punya batik. Beberapa pengrajin di Kota Kediri membuat batik, khususnya batik yang menadakan kekhasan Kota Kediri.
Sebagai contoh, Kasiana (70 tahun), pembatik di Kelurahan Dandangan, Kecamatan Kota, Kota Kediri membuat beragam batik dengan mengambil corak landmark Kota Kediri.
Motif batik yang diproduksi dengan merek Wecono Asri menampilkan motif Panji Galuh, Jembatan Brawijaya, Kediri Bersemi, dan lain-lain. Palet warna yang dipilih pun warna-warna kontras seperti ungu, hijau, dan merah.
“Sebenarnya tidak hanya tenun ikat kediri, batik juga kami promosikan. Kami mendatangkan desainer, Lenny Agustin untuk mengembangkan batik ini,” kata Ferry Silviana, Ketua Dekranasda Kota Kediri, Jumat (2/10).
Adapun Lenny Agustin memberi workshop pada para pembatik Kota Kediri untuk menggali potensi lain dalam hal motif, selain landmark kemudian menyajikannya menjadi lebih kekinian.
Selain itu juga memberi inspirasi dengan mendesain motif jaran kepang. Motif ini ditampilkan dengan berbagai ukuran sehingga enak dilihat.
Tak hanya itu, Lenny juga menampilkan busana batik yang dibuat oleh pengrajin Kediri dengan mengambil inspirasi kisah Panji dalam Dhoho Fashion Street, sebuah pagelaran busana tahunan Pemkot Kediri. Inspirasi itu bisa berupa garis, warna, dan juga suasana sehingga batik tampil kekinian.
Dari hasil pelatihan dan berbagi pengetahuan dengan desainer nasional yang didatangkan ke Kota Kediri dimanfaatkan oleh Nunung Wiwin Aryanti dengan merek Numansa untuk mendesain batiknya.
Sementara itu, Achmad Qosim, pemilik Azkasim Boutique berharap bahwa pengembangan batik di Kota Kediri terus ada, tidak hanya tenun saja. Pelanggan Qosim juga banyak yang menjahitkan batik di butiknya. Bila Kediri lebih banyak punya batik, maka pelanggannya akan lebih banyak pilihan.