Labuan Bajo - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Pemasaran Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif menyelenggarakan kegiatan bimbingan Teknis Pemasaran Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo Sabtu (26/9).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Hugo Parera sekaligus menjadi pemateri dengan tema "Ekosistem Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Strategi Pemasarannya Pascapandemi COVID-19".
Andreas Hugo Pareira mengatakan, Labuan Bajo yang memiliki image pariwisata super premium menjadi kebanggaan sekaligus tantangan. Sebab sumber daya manusia harus mumpuni karena didukung oleh sumber daya dan destinasi wisata yang luar biasa.
Menurutnya, sumber daya yang ada harus ditingkatkan dan para pelaku ekonomi kreatif harus mengambil bagian dalam pembangunan pariwisata yang ada.
"Semua ingin pariwisata di Labuan Bajo maju, Kemenparekraf pun ingin, sehingga kita di daerah jangan hanya tuntut, tapi mau berusaha. Kita jangan hanya menonton, kita lihat juga peluang yang ada dan berusaha," katanya.
Ia mengatakan, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, para pelaku ekonomi kreatif dituntut memanfaatkan potensi yang ada demi peningkatan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti, dalam sambutanya yang dibacakan Koordinator Pemasaran Musik dan Seni Pertunjukan I Made Dodi Narindra mengatakan, Kemenparekraf merupakan lembaga yang mengalami merger/penggabungan dengan Badan Ekonomi Kreatif. Lingkup kerjanya pun makin luas, selain memperhatikan sektor pariwisata, juga harus mensinergikannya dengan sektor ekonomi kreatif.
Ia mengatakan, saat ini Indonesia menghadapi tantangan besar. Pandemi COVID-19 tidak hanya menelan korban jiwa tetapi juga kesulitan ekonomi dan fiskal.
"Diantara banyak sektor yang terdampak, sektor pariwisata adalah yang paling pertama terdampak," ujarnya.
Dalam kondisi demikian, jelasnya, Kemenparekraf berusaha fokus menggerakan ekonomi kreatif untuk menopang sektor pariwisata yang anjlok. Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo digaungkan serentak, termasuk di Kemenparekraf.
"Kami memiliki program Beli Kreatif Lokal, program turunan dari Bangga Buatan Indonesia untuk mengembangkan pemasaran ekraf, dari yang semula masih mengandalkan penjualan offline melalui toko fisik, menjadi penjualan online melalui lokapasar (e-commerce)," ungkapnya.
Untuk saat ini, lanjutnya, Kemenparekraf berfokus pada pelaku ekraf subsektor fesyen, kriya dan kuliner di wilayah Jabodetabek yang paling terdampak pandemi. Selain subsektor unggulan tersebut, subsektor musik dan seni pertunjukan adalah yang paling terdampak. Kemenparekraf berusaha memfasilitasi konser musik online dan pentas pertunjukan secara online juga.
"Harapannya pegiat musik dan seni pertunjukan tetap mendapat aliran pemasukan, tidak mandeg karena pandemi dan dapat lanjut berkarya di tahun depan," ujarnya.
Melihat kondisi seperti ini, tambahnya, pandemi mengajarkan kita tentang hal-hal baru yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Pameran online, rapat online, konser online yang awalnya susah, lambat laun menjadi kebiasaan baru yang diadaptasi oleh masyarakat. Meskipun tidak dapat dipungkiri, kegiatan klasikal tatap muka memiliki sensasi tersendiri jika dibanding dunia online.
"Kedepannya akan banyak inovasi yang dilakukan untuk menggabungkan konsep online dan offline, dengan protokol kesehatan yang ketat tentunya," ujarnya.