Kediri - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan menjadi narasumber dalam Webinar prospek bisnis online di era new normal #JualanLagiRek bareng Grab Express, Jumat (18/9).
Webinar ini diikuti oleh kurang lebih 150 pelaku usaha di Kota Kediri melalui aplikasi Zoom. Selain Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, dalam webinar ini juga terdapat narasumber lain yaitu Wempy G.S yang merupakan social media strategist digital marketing.
Abdullah menjelaskan bahwa selama masa pandemi COVID-19 dan era new normal, Pemerintah Kota Kediri mengambil peran penting, seperti menjaga kelangsungan usaha, dukungan permodalan, pendampingan digitalisasi UMKM, membentuk persepsi publik, promosi produk, dan kemitraan strategis dengan private sector.
"Saya ingin menjelaskan bahwa peran Pemerintah Kota Kediri adalah mendukung UMKM. Kita memang menggerakkan UMKM dan menjaga kelangsungan usaha,” ujarnya.
Untuk pelaku UMKM lokal, ujar Abdullah, Pemerintah Kota Kediri juga memberikan dukungan agar ekonomi tetap bergerak meskipun di masa pandemi, mulai dari Belanja Instan dari Rumah (Bi Imah) yang merupakan layanan home delivery dari pasar tradisional dan ritel modern. Kemudian Pemerintah Kota Kediri juga membeli ratusan ribu lembar masker berbahan tenun ikat khas Kediri, lalu membentuk opini publik untuk memulihkan persepsi terhadap daerah yang terdapat kasus konfirmasi positif, kemudia juga dilakukan live review produk-produk UMKM melalui akun Instagram @abdullah_abe.
“Memang kami melakukan percepatan, dan juga kita mendorong secara masif, yang dunia sedang seperti ini, jadi mau tidak mau ya harus menyesuaikan diri. Kita juga yang tidak hanya menjadi media sosial saja. Tapi juga akhirnya bisa membantu teman-teman untuk live review di Instagram. Ya memang kita ingin angka pengangguran itu supaya terjaga jangan ada yang nganggur. Makanya kita dorong,” ungkap Mas Abu, sapaan akrabnya.
Mas Abu mengungkapkan, dukungan lainnya adalah membuat press release resmi dari media centre Gugus Tugas COVID-19 meliputi geliat UMKM di era new normal. Lalu ada juga UMKM Virtual Expo 2020 yakni penyelenggaraan ekspo UMKM secara daring kerjasama dengan Bank Indonesia, pendampingan UMKM berupa workshop foto atau video, social media marketing , desain packaging, standar pangan, dan sebagainya. Lalu kerjasama dengan perusahaan digital. Dimana yang sudah terjalin kemitraan strategis dengan Grab Indonesia dan Tokopedia. Serta sinergi dengan perbankan yakni penyaluran kredit bunga rendah dalam program pemulihan ekonomi nasional.
“UMKM di Kota Kediri itu rata-rata bisa menyerap 2,3 tenaga kerja. Mudah mudahan tahun ini bisa melonjak 3-5 tenaga kerja. Harapan saya juga dapat mendorong UMKM itu bisa lebih banyak. Karena tidak hanya industri pabrikan saja. Tapi sektor makanan dan jasa lalu sektor semua harus hidup,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Mas Abu juga memberikan beberapa contoh cerita sukses UMKM Kota Kediri selama masa pandemi. Penjahit masker dari perajin lokal beralih memproduksi masker. Ayam Mangkus, inisiasi dua pemuda yang tidak bisa balik ke Jakarta yang akhirnya membuat frozen food_ ayam. Sambel Nyonya Nyonyor, sambal botolan yang praktis. Jamu Mas Ang yang memproduksi varian baru untuk memperkuat imun tubuh.
Kepada para peserta webinar, Mas Abu juga berbagi beberapa faktor penentu sukses berbisnis Era New Normal.
Pertama, unique selling point, yaitu keunikan yang membedakan dengan produk kompetitor. Kedua, service delivery yaitu kualitas layanan agar pelanggan puas. Ketiga, digital marketing melalui sosial media, marketplace, serta on demand platform .
Mas Abu juga menyampaikan beberapa rencana untuk menyikapi bisnis online,mulai dari platform MallUMKM yang sedang disiapkan platform katalog digital sebagai media promosi produk UMKM. Lalu subdomain di aplikasi Grab, dimana Pemkot Kediri dan Grab Indonesia sedang berproses merealisasikan ruang khusus bagi UMKM Kota Kediri di dalam aplikasi Grab. Terakhir, MallUMKM Online Sale yang merupakan promosi produk UMKM Kota Kediri di Tokopedia tanggal 25-29 September 2020.
"Di sini bisa saya simpulkan bahwa digitalisasi adalah kunci. Karena di era pandemi pergerakan orang berkurang sedangkan pergerakan barang justru meningkat. Maka migrasi ke pemasaran digital bukanlah pilihan namun keharusan,” pungkasnya.