Disnaker Kota Banjar dan LKS Tripartit Gelar Rakor

Banjar - Dinas Tenaga Kerja Kota Banjar, Jawa Barat dan Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit menggelar rapat koordinasi di Aula Disnaker, Selasa (15/9). Rakor tersebut membahas tentang keterkaitan pekerja yang berdaya saing dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit merupakan forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan, yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan pihak pemerintahan.

Sekertaris DPC Komunitas Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Tusiman Arsan mengatakan, setiap tahunnya angkatan kerja mengalami kenaikan tetapi lapangan pekerjaan sangat sedikit.

“Sebelum bekerja, masyarakat miskin mendapatkan jaminan BPJS Kesehatan dengan dibantu oleh pemerintah sebagai peserta bantuan iuran dan jika sudah bekerja pun masih tetap dibantu oleh pemerintah, tetapi kata aturan itu harus dipindahkan yang bayarnya dari pihak perusahaan dan pekerja,” katanya.

Lebih lanjut, jika seorang pekerja keluar atau habis masa kontrak dengan secara otomatis menjadi pengangguran dan tidak bisa membayar iuran jaminan kesehatan.

“Tetapi jika kembali lagi sebagai peserta bantuan iuran dari pemerintah, dengan seperti apa syaratnya kan sekarang daftar juga sulit, karena rekonsiliasi ke dinas sosial juga membutuhkan waktu 6 bulan, nah untuk perlindungan selama 6 bulan itu bagaimana,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana mengungkapkan di triwulan III sebetulnya pihaknya sedang melakukan evaluasi dan apa yang menjadi masalah kemarin dan nanti akan memikirkan solusinya.

“Tadi dibahas lebih kepada bagaimana jaminan sosial bagi para pekerja, disampaikan juga tadi, di masa pandemi ini banyak perusahaan yang bangkrut dan para pekerja yang terkena PHK, dan akhirnya menambah pengangguran,” terangnya.

Dengan hal itu, Tripartit harus menjadi wadah yang membahas konferehensif tentang ketenagakerjaan baik kenyamanan pekerja, kesejahteraannya, baik juga kenyamanan pengusaha.

“Solusinya antara lain membuka pintu untuk para investor untuk datang ke Kota Banjar dan membuka lapangan pekerjaan, kedua kami merubah pola pikir bahwa mencari uang itu tidak hanya di kantor dan di pabrik saja, tetapi bisa mengembangkan potensi diantaranya seperti UMKM dan pertanian," pungkasnya.