Jakarta - Petani Puncak Jaya, Provinsi Papua yang diwakili Yatimus Wonda dan Yulius Kogoya, petani asal Kampung Muliambut Distrik Mulia dengan didampingi Kabid Perkebunan dan Penernakan Dinas LHPP Kabupaten Puncak Jaya Sulbiah Salam mengikuti Pasar Kopi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh SCOPY di Hotel PIK Avenue Jakarta, pada 30 Agustus - 1 September 2019 lalu.
Pasar Kopi ini bertujuan untuk memperkenalkan Arabica Varietas Typica Line S.
Pasar Kopi tingkat nasional ini diikuti 10 provinsi diantaranya Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.
Dalam pameran tersebut, animo pengunjung mendatangi stand Puncak Jaya cukup tinggi. Pengunjung tertarik dengan aroma kopi mulia dan menjadi salah satu Kopi Arabika Organik yang tempat tumbuhnya paling tinggi di Indonesia, di atas 2.000 mdpl. Kopi Mulia sendiri dibanderol dengan harga Rp250.000/kg.
Menurut Ayi, ahli kopi SCOPY, dalam keterangan tertulis, Senin (9/9), aroma kopi Puncak Jaya sangat khas, dan jika pengolahannya benar maka harganya bisa jadi lebih mahal.
Sementara itu, perwakilan Dinas LHPP Sulbiah Salam mengatakan, ke depan, pihaknya memiliki tantangan untuk dapat meningkatkan kualitas kopi mulia, yang meski sudah pernah dilakukan pembinaan pengolahan kopi sebanyak 2 kali oleh SCOPY, namun dinilai masih belum efektif mengingat waktu bimtek yang sangat singkat.
Diharapkannya ke depan, pendamping benar-benar turun ke lapangan dan tinggal dengan masyarakat untuk menjamin transfer 'knowledge' berjalan efektif.
Mewakili petani, Yatimus Wonda mengucapkan terima kasih atas dukungan Bupati dan Wakil Bupati yang telah memfasilitasi untuk ikut dalam Pasar Kopi Nasional di Jakarta.