Tanah Datar - Di tengah pandemi virus corona (COVID-19), destinasi pariwisata di hampir seluruh wilayah termasuk Sumatera Barat sepi dari kunjungan wisatawan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Pariwisata Direktorat Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Oni Yulfian mengatakan pariwisata di Sumatera Barat belum sesuai standar pembangunan destinasi pariwisata, sehingga diminta pemerintah provinsi untuk membuatnya yang disesuaikan dengan kearifan lokal dan kondisi daerah.
"Saat ini terkait pandemi COVID-19, bagaimana upaya kita berdampingan dengan itu dan jika dibandingin dengan kondisi sebelum pandemi pariwisata berbicara tentang jumlah wisatawan (kuantitas) namun di masa pandemi yang diperhitungkan adalah kualitas pariwisata, jadi bagaimana upaya meningkatkan pembelanjaan dan lama tinggal wisatawan," katanya Kamis (27/08).
Menurut Oni, pariwisata berkualitas itu bisa dari turisnya dan lama tinggal yang didukung produk wisata yang dimiliki.
Oni selaku narasumber pada saat rakor tersebut juga mengatakan, untuk menjawab kondisi pandemi COVID-19 saat ini, Kementerian Pariwisata telah mendefinisikan tiga kebijakan nasional, pertama Pengelolaan Krisis dan Mitigasi Dampak sebagai respon terhadap kondisi darurat.
Kedua percepatan dan stimulus guna pemulihan sektor parekraf (pariwisata dan ekonomi kreatif) di normal baru dan ketiga penyiapan pasca COVID-19 untuk meningkatkan nilai tambah industri parekraf ke depannya.
Sementara itu Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma menyampaikan jika rakor dinas pariwisata se-sumbar yang dilaksanakan selama dua hari ini sangat strategis untuk menyamakan visi pembangunan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat.
"Saat ini di tengah pandemi tidak semata berorientasi jumlah kunjungan namun kualitas yang harus ditonjolkan dan kearifan lokal sebagai daya tarik dan ini harus menjadi konsep bagi dinas pariwisata se-Sumbar," ujarnya. (KominfoTanahDatar)