Takengon – Bencana alam berupa angin puting beliung melanda sejumlah desa/kampung di wilayah Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (25/8) sore. Puluhan rumah warga mengalami kerusakan sedang sampai berat akibat hempasan angin berputar tersebut.
Seperti dituturkan oleh seorang warga Kampung Simpang Kelaping, Safriga. Sebelum datangnya angin puting beliung tersebut, ujarnya, langit di daerah tempat tinggalnya terlihat gelap akibat mendung tebal setelah terjadi hujan sebelumnya. Dari gumpalan mendung hitam tersebut, kemudian muncul pusaran angin yang yang dengan cepat mendekati permukaan tanah dan menerbangkan berbagai bagian dari rumah penduduk.
“Saya baru saja duduk di teras rumah, langit memang terlihat gelap tertutup oleh mendung, tiba-tiba ada suara gemuruh angin yang sangat kuat, saya lari ke halaman, ternyata ada pusaran angin yang cukup besar, lalu tidak lama setelah itu saya melihat seng atap rumah mulai beterbangan di udara,” ungkap Safriga, Selasa (25/8).
Dia juga mendengar banyak orang berlarian sambil berteriak ada puting beliung, dan memang desa/kampung yang terdampak bencana alam ini merupakan desa-desa di sekitar tempat tinggalnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Kabupaten Aceh Tengah Ishak menyampaikan bahwa dari data sementara, tercatat 35 unit rumah warga dan dua fasilitas umum yang tersebar di empat desa yaitu Jurusen, Belang Bebangka, Kute Lintang dan Kayu Kul, yang kesemuanya berada di wilayah kecamatan Pegasing.
“Dari data sementara yang sudah dilaporkan oleh petugas kami di lapangan, ada 35 unit rumah warga di empat desa di kecamatan Pegasing, mengalami kerusakan sedang sampai berat, sementara dua fasilitas umum berupa satu unit Polindes dan satu Balai Pertemuan Desa juga mengalami kerusakan berat,” ujar Ishak.
Menurutnya, data itu masih mungkin mengalami perubahan, karena pihaknya masih melakukan pendataan sambil memberikan bantuan tanggap darurat bagi warga yang tempat tinggalnya terdampak bencana alam ini.
“Malam ini kami sudah mendirikan beberapa tenda darurat di beberapa titik lokasi bencana untuk mengantisipasi kalau ada warga yang mengungsi atau tidak tertampung di rumah tetangga atau saudara mereka, kami juga akan menyiapkan dapur umum,” lanjutnya.
Dari pantauan di sejumlah lokasi, rumah terlihat porak poranda dan sebagian nyaris rata dengan tanah. Pascakejadian yang berlangsung sekitar 15 menit itu, masyarakat setempat secara spontan bergotong royong membantu mengumpulkan seng atap rumah dan material lainnya yang berserakan akibat gulungan angin puting beliung tersebut. Sementara sebagian besar korban yang rumahnya rusak akibat bencana ini, sudah dievakuasi ke rumah tetangga atau saudara mereka yang tidak terdampak bencana.