Martapura, InfoPublik Antara - Saluran irigasi sekunder yang posisinya tepat di Desa Pandak Daun, Kabupaten Banjar, dikeluhkan masyarakat, khususnya pemilik usaha pemancingan dan budidaya perikanan yang menderita kerugian.
“Saya punya 13 kolam, satu kolam anggap saja ruginya Rp2 juta. Sampai airnya kembali mengalir baru bisa jalan lagi, itupun memulai dari awal,” ujarnya.
Terkait hal itu, Kepala Biidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan Herry Ade Permana mengatakan, pengerjaan pemeliharaan berkala saluran sekunder Bincau, Desa Bincau, Kecamatan Karang Intan berdasarkan pengaduan masyarakat.
“Seiring dengan terjadinya kebocoran pada tanggul saluran irigasi sekunder di Desa Bincau khususnya pada bagian dinding dan lantainya, sehingga kita lakukan pemeliharaan berkala,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan sudah mensosialisasikan kepada masyarakat setempat khususnya yang usaha perikanannya terdampak langsung.
"Pengumumannya kami lakukan 16 Maret 2020 bersamaan dengan pengeringan irigasi di Riam Kanan,” tambahnya.
Pihaknya berjanji akan mengupayakan segera menyelesaikan perbaikan tanggul lebih cepat.
“Memang dinamika seperti ini lumrah terjadi. Ada masyarakat yang mengerti dan ada pula yang tidak,” pungkasnya.
Diketahui, panjang saluran irigasi yang panjang melintang dari Desa Bincau sampai ke Desa Pandak Daun di perkirakan kurang lebih 8 Kilometer. Dibangun sejak tahun 1992, proyek pengerjaan pemeliharaan tanggul tersebut sebesar Rp197.661.000. Lama pengerjaan sesuai kontrak kerja sama tertulis 90 hari kalender.