Indramayu - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Indramayu diharapkan mampu mewujudkan perekonomian desa. Salah satu caranya adalah dengan menumbuhkembangkan usaha sektor mikro seperti home industry, juga melalui pemanfaatan sumber daya alam (SDA) menjadi komoditi unggulan milik desa yang layak jual.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Indramayu Taufik Hidayat saat memberikan sambutan dalam kegiatan Pembinaan dan Pelatihan BUMDes se-Kabupaten Indramayu di Aula Bank BJB, Kamis (13/8).
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Indramayu itu, pembangunan ekonomi harus dimulai dari desa dengan mengedepankan ekonomi masyarakat, sehingga keberadaan BUMDes ini harus menjadi pilar terdepan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pedesaan.
“Jika BUMDes mampu menggali potensi desa dan mengolahnya menjadi produk usaha, tentu dampaknya bisa mengubah gaya hidup masyarakat baik dari sisi kesejahteraanya maupun perekonomianya,” kata Taufik.
Kang Taufik, sapaan akrabnya menjelaskan, keberadaan BUMDes dalam modal usaha sudah dialokasikan melalui sumber anggaran, baik dari Dana Desa (DD), Angaran Dana Desa (ADD) sampai Bantuan Propinsi (Banprov) atau Bantuan Pusat. Artinya BUMDes harus mengemban amanah untuk membangun usaha ditingkat desa dengan mandiri, efektif, efesien dan profesional.
Termasuk memanfaatkan pandemi Virus Corona Desease (COVID-19) menjadi peluang usaha bagi para BUMDes untuk membuat masker, membuat hansanitizer dan membuat Alat Pelindung Diri (APD) secara mandiri.
“BUMDes harus mampu memanfaatkan pandemi COVID-19 menjadi peluang usaha, seperti membuat masker, hand sanitizer dan APD secara mandiri. Otomatis Pemkab Indramayu dalam memenuhi kebutuhan alat 'perang' COVID-19 bisa didapat dan membeli langsung dari produk lokal buatan BUMDes,” jelasnya.
Kang Taufik berpesan ketua dan jajaran BUMDes yang mengikuti kegiatan pembinaan dan pelatihan harus optimis karena adanya BUMDes bila dikelola dengan management yang baik dan profesional, dipastikan BUMDes akan maju dan bisa berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan diimplementasikan untuk pembangunan pedesaan.
“Setiap BUMDes di Kabupaten Indramayu haruslah optimis dalam membangun usaha pedesaan baik memanfaatkan potensi desa atau membangun program bersama antar BUMDes lain. Hal inilah yang terus dikerjakan bagimana BUMDes yang belum bergerak bisa bergerak dengan pencangan program usaha bersama demi kemajuan kesejahteraan warga dan laju ekonomi bisa merata,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Indramayu Sugeng Heryanto menyebutkan, kondisi keberadaan BUMDes di Kabupaten Indramayu saat ini berjumlah 309 BUMDes, dengan tingkatan kurang lebih berada dalam starta berkembang 60%, starta maju 25 % dan starta dasar 15%.
“Jadi kondisi 309 desa yang sudah memiliki BUMDes sekarang berada dalam starta berkembang, starta maju dan starta dasar. Masing-masing BUMDes dengan aturan yang berlaku telah dianggarkan 50 juta setiap BUMDes untuk mengembangka usaha pedesaanya,” paparnya.
Sugeng mengatakan, pihaknya terus mendorong BUMDes di Kabupaten Indramayu selain memanfaatkan potensi pedesaan menjadi produk usaha yang daya jual tinggi juga terus didorong agar bekerjasama dengan pihak lain dalam pengembangan usaha.
“Alhamdulillah ada beberapa BUMDes yang sudah menonjol kiprahnya di tingkat provinsi, dan sekarang telah kita dorong untuk bisa bekerjasama dengan pihak-pihak lain. Seperti itu, BUMDes Temiyangsari dan BUMDes Maju Ujunggebang sudah bekerjasama dengan Samsat Haurgeulis. Kondisi tersebut diharapkan BUMDes menjadi pilar perekonomian kerakyatan," ujarnya.