Singkawang - Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menjadi narasumber program Sapa Daerah, Apa Kabar Zona Hijau yang digelar Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) secara virtual, Sabtu (1/8). Wali Kota Tjhai Chui Mie membagikan kiat-kita sukses mempertahankan predikat zona hijau yang telah diraih sejak 20 Juli 2020.
Selain Wali Kota Singkawang, narasumber lain yaitu Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi.
Tjhai Chui Mie merinci, sesuai arahan presiden, Pemkot Singkawang membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada 17 Maret 2020. Bahkan, gugus tugas dibentuk sampai di kecamatan dan kelurahan dengan melibatkan unsur TNI dan Polri (Babinsa dan Bhabinkamtibmas). Kemudian,tambah Tjhai, pada 19 Maret 2020, Pemkot Singkawang menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19.
“Kita juga melakukan penyelidikan epidemiologi dan pengawasan kepada semua pelaku perjalanan, karena Kota Singkawang merupakan daerah transit dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang. Selain itu, Gugus Tugas COVID-19 Singkawang melakukan tracking semua kontak kasus terkonfirmasi, menyediakan ruang isolasi di rumah sakit dan menyediakan tempat karantina terpusat sambil menunggu hasil swab,” jelasnya.
Pihaknya mengatakan, dalam penanganan COVID-19 melibatkan semua unsur baik TNI, Polri, swasta, masyarakat, media dan unsur lainnya.
“Semua unsur ikut terlibat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Untuk komunikasi, semua unsur masuk ke dalam WhatsApp grup. Kemudian, setiap hari menyampaikan informasi perkembangan COVID-19 kepada masyarakat melalui media maupun di kanal resmi pemerintah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Pemkot Singkawang dengan berbagai cara melakukan berupaya sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona.
“Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan melalui media dan kanal resmi pemerintah, brosur, baliho serta pendekatan langsung kepada masyarakat,” katanya.
Pendekatan tersebut, katanya, ditujukan langsung kepada masyarakat, seperti melakukan rapid test massal, dimana sebelum melakukannya, Dinas Perdagangan dan jajaran terkait sudah memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat.
“Sebelum di-rapid test, diinformasikan terlebih dahulu kepada masyarakat melalui Dinas Perdagangan. Apabila saat rapid test ditemukan masyarakat yang reaktif, maka langkah selanjutnya yakni memberikan pilihan, apakah isolasi terpusat atau mandiri,” jelas Tjhai Chui Mie.
Meskipun zona hijau, namun pihaknya tidak henti-hentinya mensosialisasikan kepada masyarakat untuk selalu menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.
“Sosialisasi terus dilakukan. Selain mengingatkan untuk memakai masker, kita juga memberikan masker kepada masyarakat yang masih tidak memakai masker. Ini salah satu bentuk pendekatan,” ujarnya.
Dalam suasana Hari Raya Idul Adha dan tetap menjaga zona hijau di Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan, pemkot melibatkan semua unsur terkait serta tokoh agama islam dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Menjaga zona hijau di Hari Raya Idul Adha, pemkot tidak dapat bekerja sendiri, tentu harus melibatkan semua unsur terkait termasuk tokoh Islam untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dengan selalu menjalankan protokol kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan sehat, termasuk saat penyembelihan hewan kurban,” katanya.