Sanggau - Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot menyampaikan bahwa para guru yang ditugaskan ke pelosok atau tempat terpencil harus terima dengan ikhlas. Menurutnya, suatu tanggung jawab yang harus dijalani oleh para guru untuk menjalani tugasnya, meski ditugaskan ke tempat yang sangat terpencil bahkan yang masih hutan.
"Kita berharap tidak lagi mereka memandang bahwa penugasan itu di daerah terpencil, tetapi ini memang panggilan, tidak boleh menolak apabila ditugaskan," ujarnya di Pontianak, Sabtu (1/8).
Ia mengatakan untuk Tenaga Pendidik (Tendik) PAUD di Kabupaten Sanggau yang telah ditugaskan di beberapa pelosok masih dalam standar. Dalam artian masih terdapat lulusan sarjana belum sesuai jurusan, sedikit katanya Tendik yang sesuai dengan jurusan. Dan bahkan diungkapkannya masih adanya Tendik yang hanya lulusan SMA.
Hingga kedepan Pemkab Sanggau akan lebih fokus pada lulusan sarjana yang khusus memang dibidangnya masing-masing untuk menjadi Tenaga Pendidik bagi pendidikan anak usia dini (PAUD).
Hal itu dikatakannya agar masa depan anak-anak yang ada di pedesaan bisa terarah dengan lebih baik.
Kendati demikian, diakui wabup Sanggau, diperlukannya melibatkan semua pihak untuk mengontrol pola prilaku kebiasaan usia dini agar tidak terjerumus ke arah yang negatif.
"Saya kira tidak bisa diharapkan 100 persen di sekolah, pasti melalui orang tuanya, pemerintah, sisi keagamaan para alim ulama dan pastur agar memberikan pendidikan karakter bagi anak," jelasnya.
“Selain di sekolah, tapi juga dirumah atau melalui orang tuanya," lanjutnya.
Terkhusus di tengah pandemi ini, ditegaskannya bahwa di Sanggau masih belum diizinkan kepada sekolah untuk melaksanakan belajar secara tatap muka.