Kediri - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan berbagai program pemulihan ekonomi dalam talkshow bertajuk “Strategi Pemulihan Ekonomi Daerah di Era New Normal” yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kediri.
Selain wali kota terdapat dua narasumber lain, yakni Kepala KPwBI Kediri Sofwan Kurnia dan Kepala OJK Bambang Supriyanto dengan moderator Wakil Ketua Umum KADIN Bidang UMKM Setyo Hadi.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, kebijakan di Kota Kediri sejak awal pandemi tidak melakukan lockdown, karena ekonomi harus tetap berjalan namun wajib melaksanakan protokol kesehatan dan pembatasan kerumunan.
Abdullah mengatakan, Pemkot Kediri berinovasi membuat program belanja instan dari rumah (Bi Imah), serta ada gerakan bungkusin yakni untuk kafe dan restoran di awal pandemi juga hanya memperbolehkan untuk take away.
“Kita ingin ekonomi tetap berjalan di masa pandemi ini karena di Kediri ini yang banyak sektornya UMKM. Masyarakat di Kediri ini sangat padat sekali mereka tinggal itu rapat, sehingga risiko penularan COVID-19 jauh lebih tinggi daripada di Kabupaten Kediri. Akhirnya kita bikin gerakan-gerakan ini,” ujarnya.
Lalu, tambah Abdullah, Pemerintah Kota Kediri juga melakukan pemberdayaan masyarakat, pemberian bantuan dan pembebasan pajak.
Untuk mempertahankan roda perekonomian tetap berputar serta menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah Kota Kediri meluncurkan kartu SAHABAT (santunan hadapi bencana tunai). Bantuan tidak hanya kartu sahabat dari APBD dan APBN serta APBD provinsi. Bantuan dari dermawan juga banyak yang penyaluran dan penghimpunan akhirnya melibatkan lembaga nirlaba, diwadahi oleh sinergi jaring pengaman sosial (Si Jamal). Ada juga kebijakan untuk membebaskan pajak daerah bagi resto dan hotel yang tidak mem-phk karyawannya.
“Kita juga memberikan order masker tenun kepada pengrajin tenun ikat. Karena banyak pengrajin tenun ikat di Kota Kediri jadi kalau maskernya hanya pakai kain biasa kasihan mereka. Maka dari itu kita match kan. Jumlahnya puluhan ribu bahkan ratusan ribu,” jelas Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri.
Mas Abu juga mengungkapkan bahwa dirinya juga melakukan review produk UMKM melalui akun instagram pribadinya. Pandemi ini mengharuskan tiap orang mengurangi keluar rumah, dampaknya penjualan offline menurun.
“Alhamdulillah setelah di-review omzet produk mereka bertambah,” ungkapnya.
Memasuki tahap adaptasi atau pra kondisi new normal, ujarnya, Pemerintah Kota Kediri mengeluarkan Perwali Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pengendalian Kegiatan Hiburan dan Perdagangan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019. Perwali ini sebagai dasar bagi Satpol, Polisi, dan TNI untuk menertibkan usaha-usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Untuk sementara arena olahraga dan tempat wisata belum buka dulu. Yang boleh buka yang berisiko rendah, namun memiliki dampak ekonomi tinggi,” imbuh Mas Abu.
Untuk recovery ekonomi, Pemerintah Kota Kediri juga membuat berbagai program untuk pelaku usaha agar dapat menjual produknya secara online. Hal ini dilakukan untuk percepatan UMKM Kota Kediri. Diantaranya,migrasi UMKM ke pemasaran digital, mendorong kegiatan ekonomi secara virtual, dan menyiapkan platform digital.
“Kita sudah lakukan pelatihan foto produk UMKM dan digital marketing. Ada pula pameran virtual dan kita juga buat platform Mall UMKM Kediri. Ada juga ngamen virtual Kami sadar recovery ekonomi ini tidaklah mudah untuk itu kita semua harus berkolaborasi,” pungkasnya.