Kubu Raya - Kepala Badan Penyalur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Franshurullah Asa mengapresiasi inovasi 'Kepong Bakol' yang digagas Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan atas inovasi pelayanan yang dilakukan dalam membangun jaringan sub penyalur BBM kepada masyarakat.
Kubu Raya merupakan satu-satunya wilayah di Kalimantan yang telah melakukan terobosan dengan membentuk empat sub penyalur BBM untuk daerah perairan dan terpencil demi menjamin harga bahan bakar minyak tetap terjangkau.
“Saya sangat bangga dan apresiasi inovasi dan terobosan yang dilakukan Bupati Muda Mahendrawan dengan ide sistem ‘Kepong Bakol’ yang melibatkan semua komponen masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga Kubu Raya saat ini sudah memiliki empat sub penyalur BBM di empat desa, diantaranya Desa Batu Ampar Kecamatan Batu Ampar, Desa Padang Tikar Kecamatan Batu Ampar, Desa Tanjung Saleh Kecamatan Sungai Kakap dan Desa Kubu Kecamatan Kubu," kata Kepala BPH Migas M Franshurullah Asa, MT dalam kunjungan kerja bersama Komisi VII DPR RI di Kabupaten Kubu Raya, Rabu (29/7).
Franshurullah menambahkan, sampai saat ini di Indonesia baru ada 133 sub penyalur BBM dan empat diantaranya berada di Kubu Raya. Untuk itu, dirinya sangat mengharapkan kepala daerah lainnya bisa mengikuti jejak Bupati Muda Mahendrawan.
“Bahasa ‘Kepong Bakol’ Pak Bupati Muda ini sudah sangat familiar di hati dan lisan masyarakatnya, karena bahasa yang digunakan memakai istilah melayu yang melekat langsung ke rakyat. Saya pertama kali mendengarnya saja sudah sungguh luar biasa ide ini, karena melibatkan seluruh komponen masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, kunjungan kerja dari kepala BPH Migas bersama Komisi VII DPR RI ini sekaligus untuk memastikan pengawalan dan pengawasan terhadap kepercayaan yang telah diberikan dengan empat sub penyalur BBM, dan merupakan peluang bagi masyarakat karena ini terobosan dari BPH Migas.
“Terobosan yang dilakukan BPH Migas ini sudah benar-benar mendarat ke sasaran ke desa-desa. Karena selama ini penyaluran minyak itu banyak yang tidak ada legalitasnya untuk bisa menjamin ketersediaan BBM. Sehingga dengan Sub Penyalur BBM ini, tentunya sangat baik dan membantu sekali bagi nelayan, petani, pedagang keliling dan semua yang sifatnya produktif itu harus diutamakan”, kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan.
Bupati Muda menegaskan, dengan langkah yang sudah dilakukan ini, Pemkab Kubu Raya akan terus berusaha agar permasalahan ketersediaan BBM itu jangan sampai terlalu banyak terjadi penyimpangan. Untuk mengatasi semua itu, satu diantaranya caranya yaitu dengan data dan informasi serta pola-pola yang bisa dikontrol dengan lebih efektif.
“Makanya sektor digitalisasipun akan kami upayakan juga untuk bagaimana cara agar bisa mengontrol dengan efektif di sub-sub penyalur BBM. Artinya, ketika sub penyalur itu akan mengambil minyak dari SPBU yang ada dan kemudian dimasukan ke sub penyalur, jangan sampai terjadinya pengurangan dan sebagainya, sehingga kuota BBM masyarakat di desa itu benar-benar terpenuhi," ujarnya.