Bondowoso - Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, per 24 April 2019, terdapat 9 kematian ibu dan 42 kematian bayi. Angka tersebut mengalami penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2018 yang mencapai 19 kematian ibu serta 172 kematian bayi.
Namun demikian, Dinkes Kabupaten Bondowoso terus berupaya dalam menurunkan AKI dan AKB. Salah satunya dengan memetakan beberapa permasalahan yang menjadi penyebab AKI serta AKB yakni dengan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kabupaten Bondowoso, dr Titik Erna Erawati mengatakan, pemetaan permasalahan penyebab AKI dan AKB dimulai dari fasilitas kesehatan (faskes) yakni Puskesmas. Kemudian, menurutnya, juga memetakan permasalahan yang terjadi di masyarakat.
"Nanti dari pemetaan itu akan ada solusi, dari solusi itu ada langkah-langkah yag dikelompokkan dalam langkah jangka pendek, jangka menengah. Itu ditempuh berapa lama, dan siapa yang akan berperan, dan perannya bagaimana," ungkapnya di Bondowoso, di aula Hotel Ijen View, Rabu (24/4).
Tak hanya itu, disampaikan dr Titik, pihaknya juga akan memetakan keberadaan ibu hamil mulai dari yang resiko rendah, tinggi dan sangat tinggi. Selain itu, kondisi geografis Bondowoso juga tak luput dari pemetaan yang dilakukan oleh Dinkes.
"Di dalam hal ini pemetaan dari Puskesmas, tapi itu bisa dikawal oleh kades, TP PKK desa, dan juga kader. Jadi semuanya sama-sama mengawasi ibu hamil," jelasnya.
"Sedangkan pemetaan kondisi geografis di Bondowoso, menyasar pada pelosok desa yang kondisinya sangat sulit. Satu contohnya, desa Gubrih Kecamatan Wringin. Jadi, pemetaan ini dimaksudkan agar dapat mendekatkan ibu hamil yang ada disana dengan faskes," pungkasnya. (kominfo)