Pemalang – Setelah kemarin baru saja menerima investor asal Australia yang akan melakukan kerja sama dengan Pemkab Pemalang dalam pengelolaan sampah menjadi briket.
Kini, Pemkab Pemalang kembali menerima investor asing asal Singapura yang berminat mendirikan pabrik pupuk organik dan program pertanian penanaman jagung di daerah yang penghasil Nanas Madu itu.
Saat menerima audiensi perwakilan perusahaan asal Singapura tersebut Bupati Pemalang Mansur Hidayat nampak merespon positif rencana perusahaan bioteknologi, Bio Ark Global untuk berinvestasi di Pemalang.
"Saya dengan senang hati (menerima), kalau mau mengembangkan usaha di Kabupaten Pemalang," ujar Mansur, di ruang Pringgitan, rumah dinasnya Jum'at (2/2).
Disampaikan perwakilan Bio Ark, investasi yang akan dilakukan di Pemalang berupa pendirian pabrik pupuk organik, dan program pertanian penanaman jagung.
Dalam kesempatan tersebut Bupati mengungkapkan kesediannya membantu Bio Ark, untuk menemukan lahan pendirian pabrik dan juga mendukung dalam perizinan.
"Terkait dengan program pertanian yang lain saya juga setuju, terkait dengan perizinan kita support, terkait dengan lahan nanti kita carikan lahannya dimana, nanti kita sampaikan setuju atau tidak monggo silahkan, tentu saja lahan guna industri karena untuk pendirian pabrik," ujar Mansur.
"Silahkan lebih cepat lebih bagus," sambung Bupati.
Dikemukakan pula oleh Bio Ark bahwa, produksi pupuk organik yang akan dilakukannya memanfaatkan limbah sisa makanan dan kotoran hewan atau bahan-bahan natural lainnya.
"Pupuk organik itu bahan bakunya pakai bahan natural di sekitar kita, bahan baku utama adalah kotoran hewan," kata perwakilan Bio Ark.
"Sampah makanan dari restoran bisa juga, tapi saya tidak tahu di sini pemilahanya bagaimana, jadi dari sampah makanan bisa," sambungnya lagi.
Bio Ark menjelaskan keunggulan pupuk organik produksinya, yaitu pupuk organik kaya nutrisi dan adanya kejelasan kandungan nutrisi dalam setiap ukurannya.
"Kalau dibandingkan pupuk organik dengan pupuk urea yang ada, pupuk urea mungkin cuma perlu 100-200 kg, nah kalau organic (konvensional) mungkin bisa satu ton, jadi lebih banyak," ungkap perwakilan Bio Ark.
"Karena mungkin kandungan (nutrisi) di pupuk organik yang konvensional itu tidak bisa terukur, nah solusi yang kami bawa dari Singapura ini, bentuknya seperti pupuk urea bisa ditabur, dan kandungan nutrisi di dalam pupuk itu bisa dicek," sambungnya.
"Jadi daripada petani bawa pupuk organik konvensional satu ton, ini mereka cukup bawa 200 kg, tapi komposisinya sudah setara satu ton," sambung perwakilan Bio Ark lagi.
Turut mendampingi Bupati Mansur dalam audiensi, Kepala DPMPTSP Pemalang berikut jajaran serta jajaran Dinas Pertanian setempat
Sebagai tindak lanjut audiensi, kedua belah pihak akan melakukan penandatangan MoU. Penandatangan dilakukan setalah pihak Pemkab Pemalang mempelajari draf yang diajukan Bio Ark Global.