Pemkot Solo Berantas Stunting Lewat Grebeg KB

Solo – Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menghadiri acara Grebeg KB di Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Ps. Kliwon, Selasa (8/8).

Grebeg KB digawangi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta yang merupakan rangkaian upaya pemerintah kota untuk mewujudkan program Solo Zero Stunting yang ditargetkan rampung pada 2024.

Pada kesempatan ini, Teguh bersama dengan Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Surakarta, didampingi dengan sejumlah kader Posyandu Kelurahan Joyosuran dan perwakilan puskesmas, mengunjungi lima rumah balita yang menjadi sasaran program pencegahan stunting di Kelurahan Joyosuran, dengan memberikan bahan makanan yang mengandung gizi tambahan.

“Permasalahan stunting bukan hanya karena kurangnya asupan gizi pada anak saja, namun juga dapat disebabkan oleh faktor lain, beberapa diantaranya karena kurangnya kesejahteraan keluarga dan kebersihan lingkungan tempat tinggal,” ucap Teguh.

Kelima balita yang dikunjungi berasal dari berbagai kondisi tubuh, sebagian dari mereka mengalami permasalahan berat badan dan tiga diantaranya masuk kategori anak dengan gizi kurang dan pendek.

“Saat ini mereka telah mendapat pendampingan dari Kader Posyandu, TPK, hingga KIE KB oleh PKB. Selain itu berbagai bantuan juga telah diusulkan seperti program Pangan Ayam dan Telur, Bantuan Blackmores, Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) bantuan UEA, hingga bantuan DASHAT Kampung KB,” kata Kepala DP3AP2KB Solo Purwanti.

Walaupun pada 2022 kasus stunting di Solo mengalami penurunan menjadi 16,2%, namun hingga saat ini masih terdapat banyak kasus stunting pada anak yang tengah ditangani oleh Pemerintah Kota Surakarta.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh DP3AP2KB terhitung sampai bulan Mei 2023 ada 1.050 balita di Solo yang mengalami stunting.

Merespon permasalahan ini, pemerintah kota tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan mengejar peningkatan gizi pada balita juga peningkatan ekonomi keluarga.

“Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan mengadakan program Grebeg KB yang dilakukan di berbagai tempat di wilayah Solo,” lanjut Purwanti.

Purwanti juga menyampaikan berbagai sosialisasi dan penyuluhan diberikan kepada warga Solo, khususnya keluarga muda untuk menyadarkan pentingnya meningkatkan kualitas hidup manusia.

“Kualitas hidup bukan hanya di bidang kesehatan. Bidang pendidikan, daya beli, juga harus diperhatikan. Sehingga pembangunan kependudukan dan keluarga berencana dapat mengurangi kuantitas penduduk dan meningkatkan kualitas sisi lainnya,” tegasnya.