Pemkab Kubu Raya Perkuat Sistem UMKM untuk Rambah Ekspor

Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, terus memperkuat sistem UMKM agar mempercepat mewujudkan UMKM dalam merambah pasar ekspor. Hal itu mengingat kabupaten termuda di Kalbar itu kini sebagai daerah penyuplai kebutuhan pangan di Kota Pontianak maupun daerah lainnya.

“Kondisi ini merupakan peluang yang luar biasa bagi pelaku UMKM di Kubu Raya. Tinggal bagaimana mengelolanya, sehingga bisa menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan harga dan kualitas produknya, baik itu kuliner dan produk olahan pangan lainnya,” kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat memberi sambutan peringatan Hari Koperasi ke-67 di Dangau Resort Kubu Raya, Selasa (25/7).

Bupati Muda menilai UMKM Kubu Raya masih banyak menggunakan cara tradisional, karena semuanya itu harus dimulai dengan cara manual, kemudian bisa ditingkatkan dengan semi teknologi dan pada akhirnya bisa memasuki ke pasar digital.

“Inilah yang menjadi analisis persoalan bagi UMKM kita maupun daerah lainnya di Indonesia, semuanya pasti sama problemnya. Untuk itu kita berupaya ada langakah speed up yang dimulai dengan sistem data yang kita bangun selama ini melulai sistem informasi geospasial,” ucap Muda.

Ia menuturkan, dengan sistem data Webgis “Kepong Bakol” geospasial telah meng-input jumlah UMKM di Kubu Raya terdapat 26 ribu lebih yang tersebar di 123 desa ini siap untuk mengejar ekspor, yang mana UMKM ini nantinya akan diclaster baik yang secara sistem sudah sangat baik sistem dan manejemennya maupun yang belum. Karena UMKM Kubu Raya saat ini mulai masuk ke tempat pemasaran.

“Kita akan pisahkan mana UMKM yang sudah siap ekspor dan mana yang belum, karena ini akan memudahkan kita memberikan pendampingan dan pelatihan agar kualitas produk mereka diminati di pasar internasioanl,” ujar Muda.

Muda mengapresiasi hadirnya Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea Cukai Kalimantan Baagian Barat (Kakanwil DJBC Kalbagbar) Imik Eko Putro sebagai narasumber pada pelatihan koperasi dan UMKM ini, karena kehadirannya memnunjakan bea cukai menjemput bola dan bukan menunggu untuk membantu pemasaran produk UMKM Kubu Raya.

“Selama ini banyak orang berpersepsi kalau ekspor itu susah, berat dan berbelit-belit, bahkan untuk di daerah kita di Kalbar ini mempunya peluang yang sangat besar sekali, karena banyak tujuan ekspor di negara tetangga. Makanya ekspor inilah yang terus kita perkuat untuk UMKM kita agar menanjak ekspor.

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUMPP) Kabupaten Kubu Raya Nora Sari Arani menambahkan, pihaknya akan mengclasterkan usaha mikro, kecil dan menengah. Hal ini dilakukan untuk mengejar ekspor ke luar negeri. Bahkan minggu lalu produk-produk industri pengolahan UMKM Kubu Raya sudah dikirim ke Malaysia.

“Adapun produk industri pengolahan UMKM Kubu Raya yang dikirim ke Malaysia itu diantaranya, kripik singkong larasita, tepung mocca dan bahkan produk kerajinan tangan seperti tas itu kini sudah dijual ke Jerman dan beberapa negera tetangga lainnya. Jadi kita akan terus berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas produk UMKM,” kata Nora.

Nora menjelaskan, ada 30 UMKM di Kubu Raya yang sudah masuk di ekspor ke mancaranegara, tentunya ini menjadi pemantik bagi UMKM lainnya yang jumlahnya mencapai 26 ribu lebih itu bisa mengekspor produknya.

“Untuk memperkuat UMKM untuk mengekspor produknya, kita akan membuat forum UMKM ekspor. Untuk tahap awal kita menargetkan 30 UMKM yang akan masuk ke pasar dunia, yang mana ke 30 UMKM ini terdiri dari industri pertanian dan perikanan. Karena produk mereka seperti kripik ubi, kripik tempe, krepik pisang dan rengginang menjadi target kita agar bisa masuk ke pasar dunia,” tutur Nora.

Selain itu, kata Nora, produk olahan minuman seperti sirup Jesica, limau dan juga olahan-olahan yang lainnya. sedangkan untuk produk kerajinan, DKUMPP akan memfokuskan pada produk anyaman, sedangkan kerajinan kaca masih dinilai belum karena pemasarannya masih lokal.

“Produk kerajinan yang berkualitas itu antara lain anyaman akar keladi air yang ada di Kecamatan Sungai Ambawang dan produksi tas itu lebih pada anyaman yang dikombinasikan dengan kulit kayu kapuak yang diproduksi oleh UMKM Sungai Raya,” tandas Nora Sari.

Komentar