Buton - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Buton akan menjadikan produk arak lokal sebagai pengganti cairan pembersih tangan atau hand sanitizer.
Pemkab Buton melalui Dinas Perindustrian sudah memproduksi arak lokal menjadi hand sanitizer. Meski begitu, belum bisa diproduksi dalam jumlah besar karena masih akan diuji di laboratorium untuk menentukan kadar alkoholnya.
Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Buton Sadisu mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan uji coba untuk menyempurnakan hasil produksi hand sanitizer dari arak lokal tersebut.
"Jadi mungkin kita lanjutkan pada laboratorium Kendari untuk melakukan uji coba kadar alkoholnya," ucap Sadisu, di konfirmasi di Kantor Bupati Buton, Senin (20/7).
Dikatakannya, jika arak lokal tersebut telah diuji di laboratorium dan berhasil maka pembuatan hand sanitizer dari bahan dasar arak akan dilanjutkan pada Sentral Industri Kecil Menengah (IKM) di Desa Koholimombono, Kecamatan Wabula untuk diproduksi dalam jumlah besar.
"Rencananya ini akan kita produksi di Sentral IKM Koholimombono. Jadi selain hasil laut yang akan dikelola oleh Sentral IKM juga nantinya akan mengelola pembuatan Hand Sanitizer yang terbuat dari bahan dasar arak," katanya.
Menurutnya, arak yang diproduksi jadi hand sanitizer tersebut merupakan arak berkualitas nomor satu, memiliki kadar alkohol yang tinggi. Seperti arak dari Desa Winning dan Desa Kaongke-Ongkea, Kecamatan Pasarwajo.
Ia berharap dengan dijadikannya arak sebagai hand sanitizer maka arak tidak lagi diproduksi untuk diminum dan memabukkan, melainkan diproduksi untuk dijadikan hand sanitizer.
"Meskipun itu masih kapasitas kecil tapi minimal sudah ada upaya untuk menggeser arak itu untuk tidak dikonsumsi lagi tetapi dikonsumsi sebagai Hand Sanitizer," ujarnya.