Kubu Raya - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, terus mengambil langkah cepat guna mengantisipasi musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meski saat ini intensitas curah hujan masih cukup tinggi di Kabupaten termuda di Kalbar itu, namun tidak membuat pemerintah daerah lengah dalam menghadapi karhutla yang setiap tahun kerap melanda.
Sebagai upaya memaksimalkan pencegahan terjadinya karhutla Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyerahkan bantuan satu unit mobil tempur Komodo kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mohtar saat perayaan HUT Kabupaten Kubu Raya ke-13 tahun 2020 di halaman Kantor Bupati, Jumat (17/7).
Mobil nasional yang diproduksi di Kota Cimahi, Jawa Barat, tersebut merupakan kendaraan tempur penjelajah berbobot ringan yang digunakan di area pegunungan, pertambangan, dan perdesaan di lahan gambut dengan bahan bakar maksimal 20 liter untuk perjalanan maksimal 400 kilometer.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, pemberian mobil ini adalah inisiatif untuk merespons kondisi lahan di Kubu Raya yang mayoritas gambut. Menurutnya, lahan gambut menghadirkan kesulitan tersendiri khususnya saat upaya penanganan karhutla.
“Areal gambut berarti kita menghadapi situasi yang sulit. Nah, mobil nasional karya anak bangsa ini kita mau ujicoba karena kita berharap ini bisa menjadi salah satu solusi untuk meminimalkan dan membantu pemadaman. Di areal gambut dia bisa masuk bawa mesin pompa untuk pemadaman,” ungkap Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan saat ditemui di kediamannya, Sabtu (18/7).
Muda menyebut kontur lahan gambut selalu menyulitkan upaya pemadaman. Seringkali armada pemadam yang mencoba melintas lahan gambut justru ambles.
“Nah, Komodo ini sangat ringan. Kelebihannya bisa berjalan di atas gambut sehingga dapat mengatasi kendala yang ada dan mendekati titik api yang sulit dijangkau,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Kubu Raya Mohtar menyatakan kesiapan pihaknya dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Selain penetapan status siaga yang telah dilakukan, bupati Kubu Raya juga telah memetakan lokasi rawan karhutla.
“Alhamdulillah untuk penanganan karhutla di Kubu Raya kita sudah siap. Bupati sudah tetapkan status siaga. Untuk di Kubu Raya ada 18 desa yang dianggap rawan. Terutama di Kecamatan Sungai Raya, Rasau Jaya, Sungai Kakap, Sungai Ambawang, dan Kuala Mandor B. Kecamatan lain juga ada potensi karhutla, tapi tidak serawan kecamatan-kecamatan tersebut,” tuturnya.
Mochtar berterima kasih atas pemberian mobil Komoda dari pemerintah kabupaten. Ia menyebut keberadaan mobil sangat efektif dalam kegiatan pemadaman karhutla.
“Kami dari BPBD mengapresiasi respons cepat Pak Bupati yang mengetahui dan memahami situasi karhutla di wilayahnya, sehingga beliau punya inovasi dan gagasan dalam upaya penanganan karhutla yang dilakukan BPBD dengan memberikan kami mobil Komodo khusus dilahan gambut", ucapnya.
Lebih jauh terkait kegiatan pemadaman, Mochtar mengungkapkan pihaknya selalu melibatkan Kelompok Masyarakat Peduli Api. Ia menilai kiprah Pokmas Peduli Api sejauh ini cukup baik. Namun adanya keterbatasan pokmas dalam hal peralatan peru disiasati dengan strategi sinergi yang efektif.
“Keterlibatan masyarakat melalui Pokmas Peduli Api sudah baik. Cuma yang menjadi titik lemah pokmas adalah peralatan. Karena kapasitas mesin yang ada di desa, jangkauan penyemprotannya tidak sekuat yang menjadi standar penanganan karhutla. Maka setiap kejadian karhutla kami selalu mengajak pokmas bahu membahu dalam penanganan dengan menggunakan peralatan yang ada BPBD,” pungkasnya.