Labuan Bajo - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengutarakan alasannya melakukan kunjungan kerja pertama di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Alasan mengapa saya ke Labuan Bajo untuk kunjungan pertama, karena memang proyek utama di Bappenas, khususnya yang berkaitan dengan percepatan pembangunan 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia yang salah satunya ada di sini. Kami yakin Labuan Bajo mampu berkembang cepat dari segi ekonomi," katanya.
Suharso mengatakan, pihaknya sudah membandingkan dengan sejumlah kawasan wisata lain terkait pemulihan ekonomi, namun dirinya meyakini Labuan Bajo akan berkembang dengan cepat dari segi ekonominya.
"Puncak Waringin adalah salah satu destinasi wisata yang kita harapkan bisa menarik wisatawan. Karena pariwisata ke depan lebih bersifat quality tourism, dan Labuan Bajo masuk kategori tersebut," kata Menteri Suharso.
Selain itu, kedatangannya juga untuk memantau secara langsung bagaimana proses pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata dalam rangka menyiapkan daerah ini menjadi lokasi pertemuan KTT G-20 pada tahun 2023.
Labuan Bajo, lanjut Suharso, juga termasuk daerah dengan kasus positif COVID-19 yang lebih sedikit dari pada daerah lain.
"Mudah-mudahan kalau COVID-19 ini bisa diatasi, vaksin sudah ditemukan, dan tahun depan secara massal, kita berharap agar wisatawan juga bisa berkunjung ke Labuan Bajo, ini mengingat daerah ini sedang dipersiapkan untuk lokasi pertemuan para pimpinan negara KTT G-20 pada 2023 mendatang," kata Menteri Suharso.
Suharso menambahkan, terus terang pandemi ini mengakibatkan devisa yang kita peroleh turun drastis. Biasanya Indonesia bisa dapat 18-22 miliar dolar AS, kini devisa turun hingga empat miliar dolar AS.
Untuk diketahui, Puncak Waringin sebagai pusat cenderamata Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Penataan Kawasan pusat cenderamata Puncak Waringin membutuhkan ketelitian tinggi dengan mengedepankan kualitas artistik dan unsur seni.
Kawasan Puncak Waringin merupakan sentra cenderamata yang dapat menjadi pusat kegiatan perbelanjaan berbagai produk khas dan tradisional di Labuan Bajo. Dengan keberadaan sentra cenderamata tersebut, masyarakat dapat menjual barang-barang dan kerajinan setempat, seperti kain tenun, kopi, tas, boneka, sepatu, dan perhiasan.
Pada tahun ini, Kementerian PUPR melanjutkan penataan Puncak Waringin tahap II dengan lingkup kegiatan berupa pembangunan pusat cenderamata, bangunan area tenun dilengkapi dengan toilet dan mushola, bangunan pos jaga dan ruang genset, taman dan teater di ruang terbuka, area parkir serta jalan setapak. Pembangunan tahap II saat ini progresnya telah mencapai 20,01 persen dengan nilai kontrak sebesar Rp18,2 miliar, yang akan selesai di akhir Desember 2020.