Batang - Banyaknya Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanank-kanak (TK) memakai tes baca, tulis, dan hitung (calistung) dari proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang Bambang Suryantoro menyampaikan, sekolah atau satuan pendidikan perlu menghilangkan castilung.
“Hal ini dilakukan karena setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar,” katanya saat ditemui di Kantor Sekwan DPRD Batang, Kabupaten Batang, Jumat (31/3).
Selain itu, tes calistung juga telah dilarang melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; serta Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 1 Tahun 2021, tentang Penerimaan Peserta Didik Baru.
“Masih banyak anak-anak yang belum pernah mendapatkan kesempatan belajar di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sangat tidak tepat apabila anak diberikan syarat tes calistung untuk dapat mendapatkan layanan pendidikan dasar,” jelasnya.
Untuk itu, sekolah-sekolah dasar di Kabupaten Batang harus memahami penerimaan peserta didik baru tidak usah memakai calistung tinggal sesuai undang-undang yang sudah ada saja salah satunya umur harus mencukupi.
Ia juga menegaskan, syarat calistung untuk masuk SD merupakan kesalahan besar. Harusnya dalam kondisi anak umur segitu mengajarkan anak tentang sikap sopan santun, disiplin dan ketaatan kepada guru dan orang tua.
“Sebenarnya kita bisa belajar dari Negara Jepang yang telah melakukan sistem belajar seperti itu. Karena waktu saya kunjungan kerja di Jepang sempat melihat sistem belajar disana salah satunya mengajarkan anak menyapa dengan membungkukan badan dengan tradisi mereka, disiplin waktu dan taat saat mengantre,” ungkapnya.
Menurutnya, hilangnya calistung dapat menjadikan merdeka belajar sesungguhnya yang saat ini memang sedang dipakai pada sistem pendidikan di Indonesia.
“Jika nanti sudah berhasil mengajarkan anak tentang sikap sopan santun, disiplin, dan ketaatan kepada guru dan orang tua. Barulah bisa mengajarkan anak calistung dan itupun harus sesuai porsinya,” pungkasnya.