Cikarang - Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) sebanyak 2.000 rumah untuk rakyat miskin yang dicanangkan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja dipastikan tetap berjalan tidak mengalami pemangkasan (refocusing) anggaran untuk penanganan COVID-19.
Kepala Bidang Perumahan pada Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bekasi Budi Setiawan menuturkan bahwa program Rutilahu 2020 merupakan program berbenah yang digagas bupati Bekasi.
"Untuk program yang mengalami refocusing (pemangkasan) anggaran di DPRKPP itu ada di bidang jaling, drainase dan pertanahan, serta PJU dan pertamanan, untuk Rutilahu tidak dipangkas," ujarnya di Cikarang pada Jumat (17/7).
Disampaikannya, program Rutilahu 2020 saat ini dalam tahap persiapan sosialisasi seperti pertemuan antar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan lainnya yang ada di bidang perumahan.
"Kalau ada swadaya nanti dicatat sesuai dengan kemampuan masing-masing rumah. Kalau memang tidak ada anggaran swadayanya ya sudah tetap dengan anggaran Rp20 Juta," bebernya.
Dikatakannya, untuk rumah yang ambruk yang dibantu oleh Bupati Bekasi, itu adalah kebijakan bupati melalui pos lain misalnya berasal dari Baznas Kabupaten Bekasi. Adapun untuk program rutilahu sudah memiliki calon penerima calon lapangan (CPCL) yang dianggarkan setahun sebelumnya.
“CPCL kita sudah jelas dan dituangkan kedalam lampiran APBD. Jadi ketika ada bencana puting beliung hingga banjir yang membuat rumah ambruk pada tahun ini, bisa diajukan pada dan direalisasikan pada anggaran tahun 2021. Tetapi karena Pak Bupati punya kebijakan tersendiri untuk bergerak langsung membantu dan mengambil anggaran dari pos lain ya silakan saja yang pasti itu bukan dari bantuan rutilahu," paparnya.
Budi menambahkan, sesuai dengan tupoksinya dan program Bebenah yang sudah teranggarkan dalam APBD setahun sebelumnya sudah masuk dalam perencanaan. Ia berharap target 2.000 rumah yang di programkan dalam program bebenah bisa rampung semua tanpa ada penundaan.
"2.000 rumah siap huni dipastikan akan siap pada November 2020, sepanjang Januari hingga Maret kita melakukan dahulu validasi data penerima, kemudian turun kelapangan memastikan data penerima sesuai dengan yang menarima," terangnya.