Sentani - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura Hana S. Hikoyabi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jayapura melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pusat perbelanjaan dan Pasar Pharaa Sentani, Distrik Sentani, Selasa (7/3). Sidak ini dilaksanakan untuk memonitoring ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas bahan pokok.
Pada kesempatan tersebut, Sekda Hana didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Jayapura Elphyna D. Situmorang, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Haryanto, Kepala Dinas Perindag Theophilus Hendrik Tegai, Plt Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Ganefo, Kepala Satpol PP Chris K. Tokoro, Kepala Bappeda Parson Horota, Kepala Dinas Kominfo Gustaf Griapon, Kepala Dinas PUPR Alpius Toam dan tim Sekretariat Daerah juga ikut berkeliling ke setiap pedagang.
"Sidak yang lalu itu intervensi untuk Natal, kalau kali ini untuk memasuki bulan puasa yang tinggal beberapa pekan lagi hingga saat Lebaran nanti. Jadi, sidak kali ini untuk mengintervensi harga terhadap komoditi-komoditi yang mengalami kenaikan di pasar, baik itu kenaikan harga beras dan komoditas bahan baku yang lain. Beras yang mengalami kenaikan itu berarti kita intervensi dengan tanam padi," kata Hana.
Sidak dari TPID Kabupaten Jayapura itu, kata Mama Sekda sapaan akrabnya, terbagi menjadi tiga tim yang melakukan Sidak di sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, sementara tim yang melakukan Sidak melalui rute dari Kantor Bupati menuju Saga Kemiri-Pasar Pharaa-SPBU Doyo Baru-Toko Hadi 2 dan Pabrik Tahu Tempe Doyo Baru itu merupakan tim 1.
Dengan adanya Sidak TPID Kabupaten Jayapura di sejumlah titik tersebut, diharapkan ada penyadaran dari para distributor dan penjual maupun pengecer. "Tadi kita mulai dari penjual ikan dan ayam potong, kemudian kita masuk ke los pedagang sayur dan bumbu-bumbu dapur seperti cabai, bawang merah, bawang putih dan tomat," katanya.
Usai melakukan Sidak dan juga dalam rangka menekan inflasi di Kabupaten Jayapura, lanjut Mama Sekda, TPID bersama Disperindag akan melakukan diskusi-diskusi dan juga rapat koordinasi, serta mencari solusi bersama. Guna melakukan pemantauan harga secara rutin, yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura.
Menurutnya, ada beberapa komoditas yang harganya bervariasi dan naik harga.
"Ada harga naik dan ada juga yang harganya turun seperti Minyakita saat kita tanya harga di pasaran itu harganya bervariasi. Karena Minyakita itu harga subsidi, yang dari Kementerian itu 14 ribu rupiah per liter. Tetapi, di pasar ada yang jual 16 ribu rupiah, juga ada yang 17 ribu rupiah. Nah, untuk itu kita cek langsung ke distributor Minyakita yang ada di pasar dan ternyata Minyakita ini di jual dengan harga 16 ribu padahal dia distributor minyak goreng Minyakita," tuturnya.
"Ada dua distributor Minyakita yang sudah kita tanya itu ternyata mereka jual dengan harga 16 ribu rupiah per liter. Padahal mereka ini distributor di Sentani malah jual harga 16 ribu. Hal itu yang tidak boleh terjadi, yang harusnya di jual dengan harga 14 ribu. Tapi, mereka jual Minyakita diatas 14 ribu itu setelah hitung-hitung biar ada keuntungan sedikit. Sehingga dinas Perindag harus ambil langkah untuk harga Minyakita, karena tahun lalu kita sudah bicara saat Sidak jelang Natal itu kita berhasil tekan di harga 14-15 ribu saat jual ke masyarakat," tambahnya.
Namun untuk kali ini, Mama Sekda meminta kepada Dinas Perindag masuk untuk menekan harga di pasaran dan semua penjual minyak goreng harus mengambil Minyakita dari distributor yang ada saat ini.
"Supaya kita bisa tekan dia, misalnya dari harga 16 ribu menjadi 14 ribu, sehingga masyarakat bisa jual kembali dengan harga 15 ribu. Harga komoditas minyak goreng ini biar sedikit ditekan, karena harga dipasaran itu 16 ribu, 17 ribu hingga 18 ribu," paparnya.
"Dengan adanya Sidak ini, harga Minyakita itu kita bisa tekan. Harga daging juga kita sudah tanya, harga bawang merah, bawang putih dan cabai. Kalau kita pacu untuk sekarang ini sudah tidak mungkin, karena yang bisa kita lakukan hanya intervensi harga di pasar saja. Kita memberikan penyadaran kepada masyarakat dalam hal ini distributor, untuk menyeimbangkan harga, jangan sampai harga komoditas terlalu melambung tinggi dan memberatkan masyarakat. Harapan kami harga komoditas ini masih bisa terus terjangkau oleh masyarakat," terangnya.
Tak lupa, Sekda Hana pun mengimbau masyarakat untuk belanja ke pasar tradisional. Selain harganya terjangkau, kualitas bahan pokoknya juga tergolong bagus.
"Kalau di Papua harga komoditas naik itu sudah biasa. Tapi, kasihan untuk masyarakat kecil, mereka bilang terlalu mahal. Sehingga wajar mereka lari beli barang yang tidak berkualitas seperti beras dan minyak goreng dengan kualitas rendah," imbuhnya.
Terhadap komoditas barang yang mengalami kenaikan harga, lanjut mantan Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura itu, akan disiapkan untuk operasi pasar murah.
"Sudah diprogramkan oleh dinas terkait untuk gelar pasar murah. Ini salah satu upaya menstabilkan harga dan juga menekan inflasi daerah," pungkasnya.