Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjalin kerjasama dagang dan investasi antara kedua wilayah.
Kerjasama NTB dan Jawa Timur ini dilakukan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Kota Mataram, Senin (27/2).
Zulkieflimansyah mengapresiasi kerjasama kedua daerah baik terutama dalam bidang ekonomi baik perdagangan, investasi, pertanian, pariwisata, perkebunan, kelautan dan perikanan dan UMKM.
"Kerjasama dengan Pemprov Jatim, ini luar biasa karena semua terlibat termasuk pengusaha. Kerjasama ini mempertemukan komunitas bisnis, menghasilkan buah yang manis untuk ekonomi kedua provinsi," ujarnya.
Bang Zul sapaan akrabnya mengajak Jatim untuk saling berbagi ilmu untuk mengajari NTB untuk mengolah, menambah nilai dan meningkatkan kapasitas.
"Kita punya kekayaan dalam komoditas tradisional, ajar kami untuk mengolah, menambah nilai dan meningkatkan kapasitas, sehingga para pengusaha NTB akan maju dan pengusaha Jatim akan lebih besar di masa yang akan datang," katanya.
Sebanyak 11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim-Dinas Perindustrian NTB, Dinas Perdagangan NTB, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim - Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Dinas Ketahanan Pangan NTB, Dinas Perkebunan Jatim.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jatim - Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil NTB, Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim - Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik NTB, Badan Kepegawaian Daerah Jatim - Badan Kepegawaian Daerah NTB.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim - Dinas Pariwisata NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim - Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Dinas Kehutanan Jatim - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Biro Organisasi Setda Jatim - Biro Organisasi Setda NTB.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menegaskan misi dagang dan investasi antara Jatim dan NTB tidak semata-mata pertemuan antara pembeli dan penjual tetapi juga ada kerjasama antara OPD kedua provinsi.
"Ada kerjasama antara kedua BUMD provinsi, Kadin, IWAPI dan HIPMI. Ini menjadi bagian penguatan bersinergi antara kedua belah pihak. Harus saling menguatkan kolaborasi baik di dalam maupun di luar," ujarnya.
Hal ini harus sejalan mulai dari tanam, petik, olah, kemas dan jual. Oleh karena itu, sinergitas kedua provinsi harus terus di bangun. Terutama bagaimana membangun akses pasar ekspor.
"Makanya kolaborasi ini menjadi penting. Kemudian branding produk keduanya sehingga mudah diterima pasar. Terutama yang kita kejar ini bagaimana menggaet pasar ekspor," katanya. (Ant)