Labuan Bajo - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, saat ini fokus memperkuat sistem rujukan berbasis masyarakat dan komptensi untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Wabup Mabar Yulianus Weng menyoroti pentingnya memperkuat sistem rujukan yang diterapkan secara berkelanjutan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
"Program prioritas daerah ini terlebih yang berhubungan dengan kematian ibu dan bayi, ini menjadi fokus kita kedepannya," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng, saat membuka Lokakarya Diseminasi Hasil Supervisi Fasilitatif Puskesmas Tahun 2022 dan Komitmen Berkelanjutan, di Hotel Prundi Labuan Bajo, Rabu (25/1).
Dikatakannya, fokus ke depan yakni berupaya optimal dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Berbagai faktor yang terkait dengan risiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui dan telah dilaksanakan berbagai upaya intervensinya. Salah satu cara yang diperkuat yakni, meningkatkan kemampuan klinis dan management kepada tenaga kesehatan khususnya Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa
Wabup menegaskan, untuk meningkatkan kompetensi nakes perlu dilakukan pembinaan dengan melaksanakan kegiatan penyeliaan (supervisi) fasilitatif secara berkesinambungan dan tepat sasaran.
Ia pun menyampaikan terimakasih kepada USAID, Momentum yang telah membantu dan memfasilitasi program prioritas di Kabupaten Manggarai Barat dalam mengatasi kematian ibu dan anak.
"Pemkab Manggarai Barat merasa senang, karena telah melaksanakan fasilitasi bagi tiga puskesmas yang ada di Kabupaten Manggarai Barat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wabup Yulianus Weng
menginformasikan sebanyak enam Puskesmas di Manggarai Barat telah mendapatkan piagam penghargaan dari gubernur NTT, karena dalam lima tahun terakhir di wilayah enam puskesmas ini tidak di temukan kematian ibu, padahal enam puskesmas ini sangat jauh dari ibu Kota kabupaten. Enam Puskesmas itu, yakni Puskesmas Rego, Pitak, Ranggu, Wersawe, Rekas dan Pacar.
Wabup Yulianus Weng berharap apa yang menjadi rekomendasi dalam lokakarya ini menjadi tindak-lanjut ke depan.
Sementara itu, Senior Program Manajer USAID Momentum Klaster Flores dr. Henyo Kerong dalam kesempatan itu mengungkapkan tiga Puskesmas yang telah di lakukan supervisi fasilitator dalam empat/ lima bulan terakhir mengalami kemajuan yang luar biasa dalam penanganan kegiatan maternal emergency telah berjalan dengan baik
Di NTT pelaksanaan pendekatan baru supervisi fasilitatif dilakukan oleh tim Supervisi Fasilitatif NTT di sembilan kabupaten di NTT dengan dukungan dari USAID Momentum.
"Proses ini sudah dilakukan dan ada banyak hal positif yang diperoleh untuk pelayanan berkualitas bagi ibu dan anak. Mengakhiri intervensi supervisi fasilitatif batch 1, akan dilakukan diseminasi hasil dan sharing praktek baik kepada para pengambil keputusan untuk keberlanjutannya," jelas Henyo Kerong.
Dengan demikian akan dilakukan Lokakarya Diseminasi Hasil Supervisi fasilitatif PKM Waenakeng, Labuan Bajo dan Pacar, yang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, tambahnya.
Lebih lanjut Henyo menerangkan, tujuan dari kegiatan diseminasi ini agar hasil pelaksanaan penguatan supervisi fasilitatif dan advokasi kepada pemangku kepentingan di kabupaten untuk melanjutkan dan mereplikasi penguatan pelaksanaan supervisi fasilitatif.
"Output dari kegiatan ini, adanya sharing praktek baik Supervisi Fasilitatif dan adanya komitmen untuk menindaklanjuti rekomendasi dan mereplikasi ke Puskesmas lainya," jelas Henyo Kerong.
Ia juga berharap kegiatan ini bisa dilakukan secara terpadu ke depan.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat Paulus Mami, Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, para Kepala Puskesmas se- Kabupaten Manggarai Barat, Pemerhati Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat Pater Marsel Agot, SVD dan perwakilan beberapa unit kerja.
Sementara, salah satu narasumber yang hadir, yakni Ummu Zakia selaku Sekretaris Pengurus Ikatan Bidan Indonesia Provinsi NTT.