Cibinong - Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan menerima kunjungan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sabtu (21/1).
BKSAP DPR dan Pemkab Bogor membahas beberapa langkah awal terkait ketahanan pangan di Kabupaten Bogor, salah satunya melalui kebijakan alokasi Dana Desa 20% atau rata-rata bekisar 200 juta untuk program ketahanan pangan di seluruh desa, serta mengoptimalkan peran tiga perangkat daerah yakni Distanhorbun, Diskanak, dan Dinas Ketahanan Pangan.
"Untuk ketahanan pangan kami meminta kepada tiga dinas yaitu Distanhorbun, Diskanak, dan DKP untuk membuat pola formula paket implementasi ketahanan pangan melalui pembinaan dan pelatihan," ungkap Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan.
Menurut Iwan bahwa beberapa formula paket di tiga perangkat daerah itu salah satunya paket bercocok tanam melalui pelatihan dan penyuluhan, aktif turun langsung untuk meng-guidance para kepala desa se-Kabupaten Bogor, agar mampu mengoptimalkan program ketahanan pangan di masing-masing desa.
"Tahun pertama sedang berjalan, mudah-mudahan kegiatan persiapan ketahanan pangan di Kabupaten Bogor bisa berjalan dengan baik dan bisa dilaksanakan di seluruh 400 desa yang ada di Kabupaten Bogor," harap Iwan.
Sementara itu, perwakilan BKSAP DPR RI Fadli Zon menerangkan bahwa soal ketahanan pangan adalah persoalan serius terlebih adanya pandemi Covid-19 tentu akan memberikan dampak pada semua sektor, tapi di Indonesia menarik dari semua sektor yang turun atau jatuh, justru sektor pertanian yang bertahan sampai 16% pertumbuhannya. Sektor pertanian inilah yang jadi tulang punggung dari kebijakan BKSAP DPR RI.
Meski demikian, ujarnya, patut diwaspadai dengan adanya perubahan iklim, anomali cuaca sangat mempengaruhi negara produksi seperti Australia, Amerika Latin, Afrika termasuk indonesia. Belum lagi tantangan pencemaran lingkungan dan bencana alam, apalagi Indonesia berada di lingkaran api, ada gunung berapi dan gempa.
Menurut Fadli Zon, Kabupaten Bogor adalah salah satu wilayah strategis dan sangat penting, dengan lahan pertanian terbesar yang bisa dikembangkan berdasarkan data BPS tahun 2021. Ditambah ada IPB yang menjadi sumber pengetahuan tentang pertanian, yang diharapkan dapat melahirkan pakar pertanian temasuk didalamnya calon pengusaha petani, agribisnis dan lainnya.
"Kita melihat Kabupaten Bogor sangat besar potensinya, sangat besar untuk dijadikan lumbung pangan," tegas Fadli Zon.
Tambahnya, tantangan yang sangat besar adalah banyaknya migrasi dari kota besar khususnya dari Jakarta ke Kabupaten Bogor. Tentu dapat mengancam perubahan alih status lahan dari lahan pertanian memjadi lahan untuk industri maupun perumahan.
"Ini kita ingin sinkronkan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan supaya adanya ketahanan pangan," tuturnya.
Fadli menegaskan bahwa perlu berbagai upaya serius, bukan hanya Indonesia juga dunia. Inilah alasan kita ingin bersinergi dengan provinsi dan daerah," tandasnya.