Kediri - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri menyebutkan, tingkat kemiskinan pada tahun 2022 menurun 0,52 persen dari semula 7,75 persen pada 2021 menjadi 7,23 persen di tahun 2022.
Kepala BPS Kota Kediri Lilik Wibawati menjabarkan, jumlah penduduk miskin di Kota Kediri pada tahun 2021sebanyak 22,55 ribu jiwa berkurang 1.400 jiwa sehingga total menjadi 21,15 ribu jiwa pada tahun 2022.
“Kalau diamati dalam periode 2004 hingga 2022 tingkat kemiskinan di Kota Kediri cenderung mengalami penurunan, baik segi jumlah maupun persentase. Di tahun 2004 persentasenya 13,58 persen terus mengalami penurunan hingga 7,23 persen di tahun sekarang,” terang Lilik di Kediri, Senin (9/1).
Dikatakannya, garis kemiskinan Kota Kediri pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp537.326 per kapita per bulan, bertambah sebesar Rp30.390 per kapita per bulan atau meningkat sebesar 5,99 persen, bila dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp506.936 per kapita per bulan.
“Garis Kemiskinan (GK) mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan," jelasnya.
Dirinya menilai beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab merosotnya indeks kemiskinan di Kota Kediri, antara lain: penyaluran program bantuan untuk industri kecil menengah (IMK) dan wirausaha baru (WUB) perdagangan, WUB perindustrian, buruh pabrik rokok, dan pekerja pabrik rokok. Selain itu catatan inflasi bulanan Kota Kediri pada Maret 2022 sebesar 0,43 persen menjadikan Kota Kediri masuk dalam kategori kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) terendah dari delapan kota di Jawa Timur.
Apabila dilihat secara year to year, inflasi bulan Maret 2022 di Kota Kediri tercatat 2,33 persen dan berada di bawah Provinsi Jawa Timur yang berada pada angka 3,04% dan nasional sebesar 2,64 persen.
"Untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi ini butuh effort yang besar. Terbukti kerja keras dan kolaborasi solid selama ini membawa dampak baik terhadap pengendalian inflasi di Kota Kediri,” kata Lilik.
Di lain kesempatan, Kepala BAPPEDA Kota Kediri selaku sekretaris Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Chevy Ning Suyudi mengemukakan bahwa angka penurunan kemiskinan tahun 2022 sangat signifikan dan merupakan penurunan tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dirinya juga menyatakan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya tingkat kemiskinan, antara lain: program perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, program bantuan usaha untuk Industri Kecil Menengah (IKM), penciptaan wirausaha baru (WUB), WUB untuk perindustrian, serta pelatihan usaha bagi buruh dan pekerja pabrik rokok. Di lain sisi, terkendalinya tingkat inflasi di Kota Kediri juga menjadi andil menukiknya angka kemiskinan.
“Ini ada hubungannya dengan upaya kita mengendalikan inflasi, ketika inflasi bisa kita kendalikan maka angka kemiskinan tidak melonjak tinggi. Supaya kemiskinan turun terus inflasi kita jaga terus,” kata Chevy.
Ia juga menambahkan, ketika terjadi pandemi banyak perusahaan yang terdampak sehingga banyak angkatan kerja yang tidak memiliki peluang kerja. “Kesempatannya memang menurun, makanya kita bisa naikkan peluang kerja bagi para tenaga kerja dengan ditopang program penciptaan WUB. dan hal itu terbukti berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Kediri. Berdasarkan data BPS tahun 2021 persentasenya tenaga kerja kategori berusaha mandiri sebesar 18,9 persen dan meningkat menjadi 21,37 persen tahun 2022,” ucapnya.
Kedepannya, Pemkot Kediri melalui TPID akan terus mengawasi tingkat inflasi Kota Kediri agar tingkat kemiskinan tidak bertambah.
"Presiden melalui Mendagri menginstruksikan semua kota/kabupaten untuk fokus terhadap pengendalian inflasi,” terangnya.