Batang – Transformasi televisi analog ke digital di Indonesia, sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Yang ditandai dengan penghentian siaran analog di sejumlah daerah.
Pasca diberlakukannya pemberhentian siaran analog, mengharuskan masyarakat untuk melengkapi televisinya di rumah, dengan perangkat tambahan yakni Set Top Box (STB).
Salah seorang pembeli STB, Irwan menyampaikan, dirinya tetap membeli STB karena membutuhkan hiburan, sementara sejak beberapa waktu lalu, siaran televisi analog sudah dimatikan.
“Harganya sekarang lebih mahal dari sebelumnya. Kalau dulu cuma Rp200 ribuan, sekarang harganya sampai Rp350 ribu,” katanya, saat ditemui, di toko elektronik, Kabupaten Batang, Senin (12/12).
Di sisi lain, ia mengaku lebih senang menonton televisi digital, daripada analog.
“Sekarang lagi musim piala dunia, lha tivi di pos kamling sudah nggak bisa nyala karena siaran analog dihapus. Akhirnya saya beli STB, biar bisa nonton bola bareng warga di pos kamling,” ungkapnya.
Sementara karyawan toko elektronik, Dika mengatakan, harga STB sejak beberapa bulan ini mengalami kenaikan luar biasa.
“Pembelian masih stabil, walaupun harga jual naik, karena warga butuh. Sekarang harganya bisa sampai Rp370 ribu sampai Rp400 ribu, karena harga dari produsennya sudah mahal, kami hanya menyesuaikan saja,” terangnya.
Jumlah produk yang laku terjual pun merosot tajam. Jika sebelumnya STB yang terjual mencapai lebih dari 20 unit, namun kini kurang dari 10 unit per harinya.
Ia mengharapkan, pasca diberlakukannya pemberhentian siaran analog, sinyal siaran digital dapat ditingkatkan.
“Daerah yang sulit menerima sinyal siaran televisi digital di Kabupaten Batang, yakni Wonotunggal, Tulis, Tersono dan Limpung. Makanya masih banyak warga yang tidak bisa menyaksikan siaran televisi digital dengan jernih,” imbuhnya.