Takengon – Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar meninjau sejumlah sekolah di Kota Takengon menjelang dimulainya kembali aktivitas belajar mengajar SMA/SMK/sederajat dan SMP/MTs/sederajat secara tatap muka pada 13 Juli mendatang.
Dalam kunjungan pada Jumat (10/7) pagi, Bupati Shabela didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Uswatuddin, Kepala Palaksana BPBD Ishak, Kepala Dinas Sosial Aulia Putra, Kepala Dinas Kesehatan Jayusman dan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Aceh Tengah Yunasri.
Bupati Shabela memastikan seluruh sekolah yang akan dibuka pada Senin mendatang tersebut sudah memiliki sarana cuci tangan pakai sabun dalam jumlah yang memadai, alat pendeteksi suhu, dan penyiapan kelas dengan pengaturan tempat duduk berjarak minimal 1 meter antara satu dengan lainnya.
Kepada para Kepala Sekolah yang dikunjunginya, Shabela berpesan agar siswa dan guru selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin, melakukan pengecekan suhu saat datang dan pulang, serta tidak mengizinkan orang dari luar, termasuk wali murid memasuki lingkungan sekolah.
“Tolong diingat, nanti kalau sekola sudah diaktifkan kembali, para guru dan semua siswa harus menggunakan masker selama proses pembelajaran, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan lakukan pengecekan suhu pada saat siswa dan guru memasuki lingkungan sekolah, dan untuk memproteksi siswa, orang dari luar jangan diijinkan masuk ke lingkungan sekolah,” pesan Shabela.
Bupati Aceh Tengah juga mengingatkan agar selama proses pembelajaran tatap muka, tetap menjaga jarak dan pada waktu istirahat, tidak berkerumun. Dia juga meminta agar jam belajar dibatasi dan disesuaikan jadwalnya, karena dengan sistem ini harus ada pengaturan shift bagi siswa.
“Saya sudah cek, pengaturan tempat duduk di kelas sudah sesuai dengan protokol kesehatan, ini tolong dipertahankan pada saat proses belajar mengajar sudah dimulai, jangan digeser-geser atau dirapatkan, selama belajar, para siswa dan guru harus tetap jaga jarak dan waktu istirahat jangan berkerumun di satu tempat, jam belajarnya juga disesuaikan dengan pengaturan sift, supaya semua siswa mendapat pelayanan pendidikan yang sama,” pungkas Shabela.