Pemalang - Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat beserta Forkopimda meresmikan Monumen Perjuangan Panglima Besar Jendral Soedirman, Sabtu (12/11).
Mansur Hidayat menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada Ketua dan Pengurus Dewan Harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan (DHC BPK) 45 Kabupaten Pemalang yang telah menginisiasi dan bekerja keras membangun Monumen Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Dukuh Waryan Desa Karangsari Kecamatan Pulosari.
Monumen Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman diharapkan dapat memberikan banyak pelajaran berharga bagi masyarakat, baik sebagai simbol sejarah maupun inspirasi bagi generasi muda tentang nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Meskipun telah merdeka, lanjut Mansur, namun konteks perjuangan saat ini adalah tentang bagaimana mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif yang akan mengantarkan Indonesia sebagai negara yang maju, berdaulat, mandiri dan sejahtera.
Monumen Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman di Dukuh Waryan Desa Karangsari, seperti diutarakan Mansur merupakan simbol sejarah tempat dimana terjadinya pertempuran pejuang Indonesia melawan penjajah pada hari Sabtu, tanggal 8 Januari 1949. Dan monumen tersebut menjadi pengingat, bahwa di Kecamatan Pulosari pernah terjadi pertempuran bersejarah dalam upaya mempertahankan kedaulatan NKRI.
" Tepat kiranya jika momentum sejarah tersebut kita kenang dan kita ambil nilai-nilai pelajarannya dengan mendirikan monumen, sehingga generasi muda dapat mengenal dan mengetahui peristiwa sejarah yang terjadi di tempat ini," papar Mansur.
Melalui monumen tersebut, seperti yang ditandaskan Mansur generasi muda dapat menghargai jasa-jasa para pahlawan sekaligus menginspirasi mereka agar lebih giat lagi dalam berkarya mengisi kemerdekaan. Mansur melanjutkan, terlepas dari itu, di kawasan monumen nantinya akan ditata dan dikelola sedemikian rupa sehingga menarik dan indah untuk dikunjungi. Monumen tersebut kata Mansur dapat menjadi ikon pariwisata yang mempercantik Desa Karangsari, sekaligus menambah destinasi wisata di Kabupaten Pemalang.
Sebelumnya, Ketua DHC BPK (Dewan Harian Cabang) (Badan Pembudayaan Kejuangan) 45 Kab. Pemalang, Luruh Sayono menjelaskan tentang latar belakang pembangunan monumen Jenderal Sudirman sebagai bukti sejarah. Luruh mengisahkan, tepatnya hari Sabtu tanggal 8 Januari 1949 pernah terjadi pertempuran sehari penuh. Di mana pertempuran tersebut merupakan peristiwa penyerangan Kompeni Belanda terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya Divisi Siliwangi beserta rombongan pejuang dibantu oleh masyarakat dan pejuang pemuda Pulosari yang bergabung dalam GERBINDO dan pasukan Srikandi. TNI Divisi Siliwangi ketika itu akan kembali ke kantong-kantong daerah asalnya, di saat berakhirnya Perjanjian Linggarjati, terjadilah hijrah TNI Siliwangi ke Ibu Kota RI yang saat itu berada di Yogyakarta. Dengan adanya Agresi Belanda ke-2, justru Ibu Kota Negara Yogyakarta diduduki Belanda yang kemudian mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Agresi Belanda ke-2 merupakan buah perjanjian Renville.
Luruh melaporkan, Pelaksanaan pembangunan taman dan monumen perjuangan di Dukuh Waryan Desa Karangsari Kecamatan Pulosari dilakukan panitia pembangunan. Operasional kegiatan selama Januari sampai dengan Oktober sebesar Rp257.236.000.