Batang – Para petani kacang tanah di Desa Menjangan, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mulai dilirik eksportir produk kacang olahan yang sebarannya hingga ke kancah nasional bahkan internasional. Pola kemitraan yang dijalin oleh keduanya diharapkan dapat memberikan kepastian pasar dan harga.
Anggota Komisi A DPRD Batang Muhammad Zainudin menyampaikan, selama ini kondisi petani khususnya kacang tanah masih mengalami kendala, terutama tentang kepastian harga di pasaran. Maka pola kemitraan ini merupakan upaya menjembatani agar para petani menjadi sejahtera.
“Selama ini memang nasib petani susah, jadi kami hadir bersama pengusaha sekaligus eksportir produk kacang olahan untuk membantu meningkatkan penghasilan petani,” katanya, usai mengkuti Pertemuan Kemitraan Kacang Tanah, di Desa Menjangan, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Rabu (9/11/2022).
Kegiatan ini merupakan bukti nyata dengan mempertemukan mulai dari hulu hingga hilir.
“Yakni dengan mempertemukan Pak Chandra selaku eksportir yang siap menerima hasil panen para petani, sehingga makin berdaya,” tuturnya.
Ia mengakui, akses jalan bagi petani juga berpengaruh terhadap harga jual.
“Nanti segera akan dilakukan perbaikan akses jalan. Sehingga nanti ketika akses jalan mudah, akan berpengaruh positif terhadap harga jual hasil pertanian,” tegasnya.
Manajer Farming PT. Guna Nusa Era Mandiri, Chandra Kristianto menyampaikan, alasan terbesar dipilihnya petani di lokal karena ingin ikut berpartisipasi dalam menyejahterakan petani lokal.
“Kami tertarik kepada petani lokal karena ingin memberdayakan mereka, sehingga lebih sejahtera,” jelasnya.
Selama ini memang produsen kacang olahan memilih produk mentah impor. Namun kini mulai memperhatikan kacang tanah dari para petani lokal, untuk diolah menjadi produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing di pasar internasional.
“Dalam setahun ada 7 ribu ton kacang yang kami olah jadi produk siap konsumsi. Jika memungkinkan kami menargetkan 20 ton per hari dari petani Batang,” terangnya.
Adapun pasokan keseluruhan kacang siap olah sebanyak 100 ton per hari.
Ia menerangkan, khusus untuk kualitas ekspor, varietas kacang yang dipilih adalah berbiji dua di antaranya Takar dan Kancil.
“Dari keduanya kami menyesuaikan bibit varietas mana yang cocok ditanam di sini. Produk akan kami ekspor ke Malaysia, Singapura, Hongkong, Amerika, Kanada dan Inggris Raya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Batang Susilo Heru Yuwono mengatakan, komoditas kacang tanah di Kabupaten Batang sudah mulai banyak. Para petani dapat memanen antara 1,5 hingga 2 ton untuk tiap hektarnya.
“Sekarang ini ada metode baru yang bisa menghasilkan 5 ton per hektar, ini akan makin menyejahterakan petani,” harapnya.
Ia mengakui, selama ini para petani masih sekadar tanam, belum memahami hulu hingga hilir pangsa pasarnya.
“Saat ini masih dalam tahap percobaan melalui pola kemitraan bersama eksportir. Jadi sementara penanaman kacang tanah akan dilakukan pada lahan seluas 5 hektar di Desa Menjangan, baru nanti setelah panennya berhasil akan dikembangkan di tiap kecamatan satu hektar,” terangnya.
Salah satu petani kacang tanah, Parto mengutarakan, kemitraan yang sudah terjalin ini diharapkan bermanfaat bagi petani karena ada ilmu yang didapat, maka akan meningkatkan kualitas.
“Otomatis akan meningkatkan perekonomian petani. Dengan pendampingan dari pemerintah daerah, petani dan mitra sama-sama tidak dirugikan,” ujar dia.
Di sisi lain, selama ini para petani masih kesulitan mendapat pupuk bersubsidi. Serta sebagian akses jalan yang belum baik, sehingga menyulitkan pendistribusian hasil pertanian.
“Apalagi lagi sekarang lagi musim hujan, jalannya berlumpur, karena masih tanah merah,” pungkasnya.
Analis Pasar Hasil Pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Opik Mahemdra menambahkan, dengan kemitraan ini para petani mendapatkan sisi positif lainnya yakni bisa mengadopsi ilmu langsung dari mitra tentang pemanfaatan teknologi sehingga hasilnya lebih maksimal.