Martapura - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar melakukan penyusunan peta ketahanan dan kerawanan pangan atau Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) Tahun 2022. Hal ini dilakukan guna mengetahui tingkat ketahanan dan kerawanan pangan desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Banjar.
Terdapat enam indikator yang dijadikan faktor berpengaruh pada tingkat ketahanan dan kerawanan pangan Kabupaten Banjar. Ke enam indiktor tersebut yakni luasan lahan pertanian di desa, sarana dan prasarana pangan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga diukur indikator ketersediaan atau akses air bersih, akses distribusi atau jalan pangan serta ketersediaan tenaga kesehatan di satu wilayah.
Kepala Dinas DKPP Banjar Ahmadi melalui Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DKPP Banjar M. Hamdani, saat memimpin rapat koordinasi penyusunan FSVA Kabupaten Banjar, menyampaikan bahwa tingkat ketahanan pangan di Kabupaten Banjar cukup bagus, walau masih ada sejumlah desa yang masuk prioritas pertama kerentanan pangan.
“Berdasarkan data yang kami olah, masih terdapat puluhan desa yang perlu kita tingkatkan ketahanan pangannya. Baik dari indikator luasan sawah, prasarana pangan maupun akses air bersihnya,” jelas Hamdani, di Kantor DKPP Banjar, Selasa (8/11).
Selain itu juga terdapat desa yang kurang dalam akses jalan distribusi pangan dan beberapa desa yang perlu penambahan petugas kesehatan, karena belum sebanding dengan jumlah penduduknya.
Meski begitu, Hamdani menyatakan yakin dengan koordinasi dan dukungan SKPD terkait, maka desa yang masih masuk zona merah akan mampu bangkit dan masuk ke zona hijau.
“Kami bersama dengan SKPD terkait yang mencoba menyusun sebuah gambaran terkait kondisi ketahanan pangan desa di Kabupaten Banjar, yang selanjutnya akan bisa menjadi satu acuan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan pengentasan kerawanan pangan di daerah kita,” tandas Hamdani.