Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan lahan relokasi bagi warga terdampak bencana alam tanah bergerak yang terjadi di Kabupaten Pacitan, beberapa hari lalu.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dalam keterangan tertulis di Surabaya, Rabu (2/11), mengatakan bencana alam di Pacitan mengakibatkan ratusan rumah warga retak pada lantai hingga struktur bangunannya, sekaligus juga mengakibatkan jalan retak sampai dengan ambles.
"Pekan lalu (28/10) saya meninjau lokasi lahan relokasi di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan," kata Khofifah.
Khofifah bersama Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji meninjau langsung area lahan seluas 3,6 hektare aset Pemerintah Kabupaten Pacitan yang rencananya akan digunakan untuk relokasi.
Khofifah menyatakan, pihaknya bakal mengalokasikan anggaran dana belanja tidak terduga sebesar Rp50 juta untuk tiap satu unit rumah. Anggaran serupa juga telah dialokasikan Pemprov Jatim untuk kesiapan relokasi warga terdampak bencana di Kabupaten Trenggalek dan Blitar.
"Jika mungkin Pemkab atau masyarakat memberi kelengkapan maka akan sangat baik," kata dia.
Khofifah mengatakan, Pemprov bersama Pemkab Pacitan berupaya menyiapkan langkah terbaik, yaitu berupa relokasi, bagi warga terdampak. Namun, langkah tersebut bisa berjalan lancar jika masyarakat setuju untuk dilakukan relokasi.
"Salah satu solusi untuk bisa memberikan hunian yang aman yaitu lewat hunian tetap, asal masyarakatnya setuju. Lahannya ada dan bisa disiapkan untuk bangunan hunian tetap," kata dia.
Dia menegaskan salah satu opsi yang bisa dilakukan agar masyarakat lebih aman dan terhindar dari kejadian yang sama adalah dengan merelokasi warga yang terdampak jika mereka bersedia.
Data sementara, yang layak untuk relokasi terdapat 36 Kepala Keluarga (KK) dari akumulasi dampak bencana di Desa Sukorejo, Ketanggung dan Karangmulyo di Kecamatan Sudimoro. Namun data itu belum final sehingga bisa berubah, tergantung apakah warganya setuju direlokasi di tempat yang telah ditentukan.
Lebih lanjut, Khofifah mengimbau semua pihak untuk melakukan upaya mitigasi dan mengaktifkan kembali satgas penanggulangan bencana di tiap kabupaten/kota, kecamatan bahkan desa dan kelurahan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun depan. (Ant)