Tangerang - Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun 2022 harus dimaknai dengan sikap menghargai perjuangan, mendukung toleransi, bangga bahasa Indonesia, mencintai Tanah Air, semangat belajar dan berkarya.
Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, dalam sambutannya saat membuka Lomba Menulis Esai Literasi dan Kewargaan untuk Sekolah Menengah dan Sederajat Tingkat Nasional dengan tema "Wawasan Kebangsaan Sebagai Benteng Kedaulatan Bangsa Indonesia Dalam Literasi Digital", di Solitaire, Gading Serpong, Tangerang, Banten, Jumat (28/10).
Mahfud secara khusus mengapresiasi Lomba Menulis Esai Literasi dan Kewargaan yang menggandeng Sahabat Khatulistiwa dan IKAL PPRA 52, karena sangat relevan dengan situasi nasional saat ini, khususnya bertepatan Hari Sumpah Pemuda.
"Lomba Esai ini bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar, berkreasi, dan pengembangan IPTEK, karena bangsa yang menguasai IPTEK pasti memiliki peradaban lebih maju," tegasnya.
Mahfud juga menambahkan, pemerintah terus melakukan percepatan transformasi digital.
"Untuk mendukungnya, pemerintah terus memperluas akses infrastruktur digital, mempercepat integrasi Pusat Data Nasional, peningkatan sumber daya manusia (SDM) hingga penyiapan regulasi pendukung," ujarnya.
Mahfud yakin dengan percepatan transformasi digital akan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Di akhir, Mahfud berpesan kepada peserta didik untuk terus memperkokoh wawasan kebangsaan yang paham akan fungsi sebagai warga negara dengan menjunjung tinggi adat ketimuran.
"Saya yakin dengan hal ini akan mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan," tandasnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim diwakili Direktur GTK Pendidikan Menengah Pertama dan Pendidikan Khusus Yaswardi juga mengapresiasi Lomba Menulis Esai Literasi dan Kewargaan untuk Sekolah Menengah dan Sederajat Tingkat Nasional karena bertepatan momen Hari Sumpah Pemuda.
"Lomba Esai ini juga sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya," ujarnya.
Yaswardi menambahkan, digitalisasi memberi ruang untuk berkreasi dan harus dijadikan sebagai alat untuk memperekat persatuan dan kesatuan.
"Digitalisasi ada tantangannya, dan ini bisa diatasi dengan literasi. Kompetisi abad 21 harus jadi perhatian guru. Digitalisasi menuntut kita untuk lebih berpikir kritis. Digitalisasi harus menjadikan kreatif dan berinovasi," ujarnya.
Menutup sambutannya, Yaswardi menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan peserta didik dalam meningkatkan kecakapan digital.
"Kolaborasi solusi cerdas, hal ini sejalan juga dengan tema presidensi G20 Indonesia, yakni "Recover Together, Recover Stronger". Indonesia identik dengan gotong royong dan ini akan memperkuat daya saing bangsa," pungkasnya.
Turut hadir dalam acara ini, Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kemenko Polhukam, Marsda TNI Arif Mustofa.