Pemalang - Para petani di Kabupaten Pemalang dilatih pembuatan pupuk organik Biosaka. Kegiatan pelatihan disaksikan langsung Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi, di Desa Saradan Kecamatan Pemalang, Jumat (14/10), bersamaan dengan panen raya padi.
Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat mengikuti langsung praktik pembuatan pupuk organik tersebut.
Guru Besar ITB Prof. Dr Robeth Manurung menjelaskan, bahan alami biosaka adalah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal pertanaman yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Dijelaskannya bahwa terdapat tiga tahap penting yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan bahan alami Biosaka. Pertama, pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan serangga atau serangan HPT. Kedua, proses pembuatan, yaitu dengan cara meremas (tidak menghancurkan) dedaunan atau rerumputan di dalam air sampai tercampur secara homogen (tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama), Ketiga, adalah aplikasi di lapangan yaitu dengan penyemprotan pada waktu dan cara yang tepat, seperti penyemprotan dengan pengabutan dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman.
Untuk tahapan pertama adalah memilih rumput yang baik yang bisa dijadikan Biosaka, rumput yang ada di sekitar atau rumput yang ada di pematang sawah yang paling sehat, yang paling subur sehingga bisa diperas untuk dijadikan Biosaka.
Tahap selanjutnya adalah bagaimana cara meremas yang benar. Ia menerangkan, caranya adalah, bahan baku Biosaka ditaruh di ember setelah itu dicampur air saja, tidak dicampur dengan bahan apapun, tidak divermentasi, hanya diremas-remas selama 10-15 menit, setelah itu baru bisa dipraktikkan untuk menyemprot.
"Biosaka ini sudah kami uji di banyak tempat, Biiosaka ini punya beberapa manfaat. Antara lain, membuat tanah menjadi subur (tanah tetap lembab, Penggunaan pupuk akan lebih efisien. Biaya lebih irit, hama penyakit tanaman akan minggir atau minimal berkurang dan produksi akan lebih tinggi," ujarnya.
Dikatakannya bahwa penggagas pembuatan Biosaka adalah Muhamad Ansar dari Blitar yang kemudian disempurnakan oleh ITB.
Seperti diberitakan sebelumnya, Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat mengatakan, untuk mendukung, memajukan dan mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten Pemalang, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi pertanian, seperti Biosaka. Dengan teknologi tersebut Mansur berharap hasil pertanian petani dapat semakin meningkat, sehingga berdampak positif terhadap tingkat kesejahteraan para petani di Pemalang.