Batang – Suksesnya reformasi agraria di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, baik redistribusi lahan maupun perhutanan sosial, berdampak positif terhadap pemilikan lahan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa mengatakan, ke depan para petani menjadi makin produktif dan sejahtera, setelah adanya kepemilikan lahan yang luas.
“Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) justru sangat menguntungkan kaum petani. Nantinya akan ada banyak orang yang datang, maka banyak pula kebutuhan pangan yang harus dipenuhi dan yang bisa mencukupi cuma petani,” katanya, usai menghadiri peringatan Hari Tani Nasional, di Masjid Agung Darul Muttaqin, Kabupaten Batang, Senin (26/9).
Ia mengimbau seluruh petani harus makin inovatif dan berkompeten, salah satunya dengan pengoptimalan teknologi.
“Fenomena yang kita hadapi sekarang, mayoritas petani sudah berusia lanjut, anak-anak mudah banyak yang meninggalkan sektor pertanian. Tentu sangat berbahaya bagi keberlangsungan pangan Indonesia,” tegasnya.
Seluruh Organisasi Tani Lokal (OTL) diminta untuk mendorong kaum muda, agar kembali ke desa, menjadi petani modern.
“Untuk membangkitkan semangat mereka, maka harus menggunakan cara-cara baru, dengan menerapkan revolusi industry,” jelasnya.
Dalam benak mereka akan tertanam bahwa bertani itu tampilannya tidak compang-camping dan kumuh.
“Generasi muda kita perlahan sudah ada yang kembali ke sektor pertanian. Terbukti di Batang ada Pak Arifin dengan “Republik Jeruk”, yang ternyata ada peran anak-anak muda di dalamnya,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Omah Tani, Gotama Bramanti memastikan, para kaum tani di Kabupaten Batang tidak merasa dirugikan dengan keberadaan KITB.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pak Caswi, sehingga kepentingan petani terlindungi. Langkah selanjutnya, kami hanya fokus pada penyerapan tenaga kerjanya saja,” tandasnya.