Batang - Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, menanam tanaman cepat panen seperti cabai bisa menjadi faktor pengendali inflasi dan ketahanan pangan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
“Hari ini untuk sampling panen cabai yang sudah ditanam 60 hari lalu. Hari ini dipanen sekaligus juga menyiapkan lahan yang akan ditanami pohon cabai juga,” katanya saat ditemui usai panen raya cabai di Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Senin (26/9).
Ia mengatakan, hasil panen sudah memuaskan, meskipun masih ada kekurangan hasil cabainya. Lahan tanam cabai sekitar 2 hektare dari luasan yang tersedia 4 hektare.
“Sekarang dipanen seluas 1 Ha yang ditanam 20.000 tanaman cabai, produktivitas mencapai setengah ton per hektar. Hasilnya ini bagus, seperti yang kita lihat sama-sama. Satu pohonnya minimal 6,5 ons, dan semuanya bagus-bagus, tidak ada yang busuk,” jelasnya.
Dengan cara memilih menanam tanaman cepat panen ini, ujarnya, menjadi solusi untuk ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Karena kebutuhan konsumsi masyarakat di Kabupaten Batang masih sangatlah tinggi, agar tidak adanya ketimpangan inflasi yang tinggi.
Ia berharap masyarakat Kabupaten Batang yang mempunyai lahan sisa di rumahnya bisa untuk ditananami tanaman cepat panen.
Sementara itu, Kepala Dispaperta Batang Heru Susilo mengatakan, kegiatan ini menindaklanjuti tugas dari Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki agar ada gerakan tanam pangan cepat panen.
“Salah satunya panen cabai hari ini, untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Batang dalam bentuk langkah awal mengatasi inflasi,” terangnya.
Kemudian, Satgas Ketahanan Pangan di Kabupaten Batang harus bekerja lebih keras karena komoditas yang terdampak adalah tanaman padi. Apalagi lahannya sudah banyak berkurang sekitar 100 Ha.
Selain itu, lanjut dia, saat ini juga masih dalam bulan panen raya bawang putih khusus Kabupaten Batang yang kualitasnya berhasil mengalahkan standar biasanya.
“Perlu diketahui juga Kabupaten Batang satu-satunya daerah yang sudah 100 persen memakai kartu tani meskipun disini bukan pilot project di Indonesia,” pungkasnya.