Kediri - Pemerintah Kota Kediri melalui Bappeda mengumumkan capaian Indeks Kota Layah Huni (IKLH) Kota Kediri tahun 2022 sebesar 79,37%. Angka tersebut diketahui mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni 77,75%, serta sukses melampaui target RPJMD 2022 yaitu 78,9%.
Kota layak huni atau livable city merupakan gambaran sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan tempat untuk beraktifitas yang dilihat dari berbagai variabel baik fisik maupun non-fisik.
Kepala Bappeda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi menerangkan bahwa metode survei yang melibatkan 527 sampel tersebut berbasis pada persepsi warga mengenai kelayak-hunian wilayah tempat tinggalnya, mulai dari tingkat kota hingga kelurahan.
“Kita kerjasama dengan PT Sucofindo dengan konsep survei Kota Kediri aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan hasilnya menunjukkan skor IKLH Kota Kediri berhasil melompat dua poin dari tahun sebelumnya,” ujar Chevy, saat ditemui pada Jumat (16/9).
Dirinya menyebut secara rinci skor IKLH tiap wilayah di Kota Kediri, yakni sebagai berikut, Kecamatan Mojoroto 80,06%, Kecamatan Pesantren 79,28%, dan Kecamatan Kota 78,56%.
“Ketika melakukan survei ini yang ditanya ialah tentang persepsi Kota Kediri secara global, jadi bukan persepsi pada kecamatan maupun kelurahan. Dan ternyata hasilnya cukup bagus,” jelasnya.
Terdapat 30 indikator yang menjadi fokus survei serta tujuh bidang yang disurvei. Ketujuh bidang tersebut terdiri dari bidang fisik, meliputi ketersediaan kebutuhan dasar, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, ketersediaan ruang publik sebagai wadah berinteraksi antar komunitas, dan kualitas lingkungan. Serta pada bidang non fisik, yakni dukungan fungsi ekonomi, sosial, budaya kota; partisipasi masyarakat dalam pembangunan; serta keamanan dan keselamatan.
“Banyak bidang yang mengalami kenaikan, seperti keamanan dan keselamatan dari 79,48% naik 82%, fasilitas ekonomi dari 78,4% jadi 80,99% karena tahun ini Pemkot Kediri concern ke pemulihan ekonomi dan menghidupkan lagi ekonomi kreatif dan digitalisasi, klinik UMKM, rumah kurasi,” kata Chevy.
Pada indikator fasilitas administrasi pemerintahan dan pelayanan publik, sambungnya juga mengalami kenaikan signifikan dari 78% menjadi 80%, fasilitas peribadatan dari 83% menjadi 85%, fasilitas taman kota dari 78,7% menjadi 83,4%.
Guna memaksimalkan capaian IKLH tahun mendatang, Pemkot Kediri akan fokus pada pembenahan perekonomian kota, sektor informal kota, fasilitas pejalan kaki, dan pengelolaan drainase. Chevy berharap agar skor IKLH tahun 2023 dapat melampauai target yang ditetapkan pada RPJMD.
“Ada beberapa project besar yang masih on process yaitu perbaikan Alun-Alun Kediri dan pembangunan SMPN 9 Kediri. Harapannya kalau keduanya selesai akan menaikkan IKLH Kota Kediri,” tutupnya.