KTSP-CSR dan APSAI Sinergi Sukseskan Pembangunan Banjar

Martapura – Sejumlah perusahaan di Kabupaten Banjar membentuk Forum Komunikasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility (FKTSP-CSR) atau Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) guna meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut.

Bupati Banjar Khalilurrahman, Senin (6/7), mengatakan terbentuknya FKTSP-CSR dan APSAI diharapkan mampu meningkatkan koordinasi dan mensinergikan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan program pembangunan pemerintah daerah sehingga kesejahteraan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat luas dapat terjamin.

"Pemkab Banjar berkomitmen mendorong perusahaan di wilayah ini baik swasta, BUMN maupun BUMD dalam mengembangkan bisnisnya agar lebih maju dan berkompeten. Maju dan suksesnya perusahaan secara langsung maupun tidak langsung akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya," katanya.

FKTSP-CSR dan APSAI Kabupaten Banjar diharapkan juga lebih aktif berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunan di Kabupaten Banjar khususnya saat pandemi COVID-19.

Bupati juga berharap perusahaan di Kabupaten Banjar turut berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan Kota Layak Anak di Kabupaten Banjar.

"Melalui APSAI akan memastikan peran strategis sektor swasta menjadi mitra pemerintah. Bersama-sama dengan masyarakat membentuk tiga pilar utama penggerak pembangunan berorientasi pada pemenuhan hak-hak anak khususnya wilayah Kabupaten Banjar," tambahnya.

Sementara itu, Ketua FKTSP-CSR dan APSAI Kabupaten Banjar periode 2020-2023 Iwan mengungkapkan badan usaha mempunyai tiga jenis tanggung jawab yakni ekonomi, umum dan sosial yang harus dijalankan secara seimbang.

"Kesadaran pentingnya tanggung jawab sosial terhadap masyarakat harus diperhatikan, dalam perkembangannya saat ini sebuah badan usaha tidak hanya tergantung pada kesehatan finansial sebagai jaminan tumbuh kembang melainkan harus memperhatikan pola dimensi sosial dan lingkungan keberlangsungan badan usaha," tegasnya.