Jakarta - Merespons ancaman peretasan oleh hacker Bjorka yang membeberkan data-data, baik itu milik pribadi pengguna internet hingga pemerintah, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menindaklanjutinya dengan menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meluncurkan tim khusus Computer Security Incident Response Team (CSIRT)
"Indonesia saat ini 'red alert' penanganan serangan siber. Penanganan serangan siber harus dilakukan serius dan tidak bisa ditunda-ditunda lagi," tegas Sekretaris Kemenko Polhukam, Mayor Jenderal TNI Teguh Pudjo Rumekso, dalam peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kemenko Polhukam di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (14/9).
Mayjen Teguh berharap kehadiran CSIRT Kemenko Polhukam dapat meningkatkan perlindungan data dan memperkuat mitigasi saat terjadi serangan siber.
"Nantinya tim ini akan menjadi ujung tombak perlindungan data dari serangan siber dengan meningkatkan sinergi bersama seluruh pihak untuk membangun ruang siber yang aman dan kondusif. Selain itu juga untuk memperoleh informasi dan prediksi tren siber ke depan," ujarnya.
Di akhir, dirinya berharap adanya peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan menggandeng BSSN untuk meningkatkan kemampuan melawan para hacker.
Pada acara ini juga dilakukan penyerahan simbolis tanda registrasi CSIRT dari Wakil Kepala BSSN Luki Hermawan kepada Sekretaris Kemenko Polhukam Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.