Kediri - Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) aktif melakukan pembinaan pengelolaan cadangan pangan pada masyarakat dengan sasaran kelompok tani. Pada Rabu (7/9), pembinaan diberikan kepada Kelompok Tani Subur Makmur di Kelurahan Pojok.
Pengelolaan cadangan pangan ini dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Lebih lanjut Kepala DKPP M. Ridwan mengatakan, terwujudnya ketahanan pangan nasional tersebut salah satunya didukung dengan adanya cadangan pangan masyarakat yang ada di kelompok-kelompok tani. Untuk itu pihaknya terus mengupayakan dalam memfasilitasi kebutuhan para petani dalam rangka untuk peningkatan cadangan pangan.
”Yang sering dikeluhkan para petani pada kami ketika di lapangan yaitu belum adanya sarana pasca panen seperti lantai jemur dan gudang penyimpanan gabah. Sementara ini untuk mensiasati hal tersebut tiap panen para petani menyewa lahan di luar wilayah kelurahan Pojok. Nah ini menjadi PR kita untuk memfasilitasi hal tersebut lebih optimal lagi. Kita upayakan apa yang dibutuhkan pasca panen bisa terpenuhi sehingga kebutuhan pangan di Kota Kediri bisa tercukupi,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut dibahas pula Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) terkait pemberian pupuk bersubsidi yang sudah diatur dalam Permentan Nomor 10 Tahun 2022.
“Untuk memperoleh pupuk bersubsidi harus memenuhi persyaratan seperti luas lahan dan tanaman apa saja yang mendapatkan bantuan pupuk sudah ada ketentuan dari Permentan. Untuk itu kita susun dan kita ajukan RDKK secara online ke pusat sehingga pemberian pupuk bersubsidi bisa terjatah maksimal yang diajukan 2 hektar per petani,” tambahnya.
M. Ridwan mengimbau para petani di Kota Kediri untuk memanfaatkan lahan pertanian yang ada secara optimal yaitu dengan dipanen sendiri, dijemur sendiri dan diproses pascapanen sampai menghasilkan beras sehingga bisa membantu meningkatkan pendapatan.
“Alhamdulillah di Kelompok Tani Subur Makmur cadangan pangannya sudah berjalan dan alhamdulillah ada kerjasama juga dengan Yatim Mandiri yang menampung beras artinya tidak ditebas di sawah dan ada tunda jual. Kami dari DKPP mengharapkan hal ini juga diterapkan oleh kelompok tani lainnya. Jadi diupayakan untuk diproses pascapanennya sehingga bisa membantu meningkatkan pendapatan petani karena di jual disawah dengan dijual dalam bentuk beras pasti harganya juga sangat jauh berbeda,” tandasnya.
Adapun anggota Kelompok Tani Subur Makmur di Kelurahan Pojok kata Ridwan, yakni berjumlah 61 orang dengan total luas lahan 30 hektar dan menghasilkan 150 ton beras tiap kali panen. Diharapkan dengan upaya yang dilakukan DKPP, dapat mendukung ketahanan pangan di Kota Kediri khususnya untuk komoditas beras.
“Semoga hasil panen para petani lebih meningkat lagi karena dari survei kami masih banyak petani yang dijual tebasan sehingga kami berharap di waktu berikutnya semua di panen sendiri dan bisa meningkatakan pendapatan Kelompok Tani Subur Makmur di Kelurahan Pojok,” imbuhnya.
Sementara itu, M Yusuf, salah satu anggota kelompok tani Subur Makmur mengatakan selama ini Ia dan petani lainnya mendapat perhatian dan pembinaan yang massive dari DKPP sehingga kendala yang dialami bisa langsung mendapat respons.
“Pembinaan sangat dibutuhkan untuk petani sini dan alhamdulillah dari dinas terkait juga selalu merespon dengan baik setiap ada keluhan dari kita. Arahan dari DKPP agar para petani tidak menjual hasil panen di sawah tapi berupa beras itu betul-betul kita usahakan untuk dijalankan,” tandasnya.