Batang – Paham radikalisme dapat menyerang pada berbagai kalangan, tak terkecuali para pelajar. Untuk membentengi agar mereka tidak mudah terdoktrin paham radikalisme, yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, maka Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama KabupatenbBatang menggelar Talkshow Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pelajar.
Ketua FKUB Batang Subkhi mengatakan, sosialisasi tentang moderasi beragama terus digencarkan ke seluruh kalangan, termasuk pelajar.
“Mereka inilah yang di masa depan akan menjadi penerus bangsa. Jangan sampai putus pemahaman moderasi beragama yang sudah baik ini,” katanya, usai menjadi narasumber dalam Talkshow Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pelajar, di Aula SMKN 1 Kandeman, Kabupaten Batang, Selasa (6/9).
Para pelajar juga diharapkannya menjadi agen yang ikut menyampaikan kepada sebayanya, tentang moderasi beragama.
“Tidak hanya teori pemahaman saja, tapi ke depan akan ada tindak lanjut berupa implementasi di lapangan agar lebih mengena pada sasaran,” jelasnya.
Saat ini fokusnya pada pelajar SMK dengan menggandeng Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di jenjang SMK. Dalam waktu dekat, FKUB juga kembali akan menggelar kegiatan serupa, hanya lebih memfokuskan pada pelajar SMA.
“Rencananya 15 September mendatang bertempat di SMAN 1 Subah dengan tetap menggandeng Kesbangpol dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif di Kabupaten Batang,” bebernya.
Ia mengapresiasi, situasi di Batang tetap kondusif. Jika di daerah lain ada tawuran pelajar, alhamdulillah di sini tidak ada.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Batang Agung Wisnu Barata mengutarakan, dengan melakukan gerakan edukasi moderasi beragama secara serentak, tentu akan membawa dampak yang lebih baik.
“Dipilihnya kalangan pelajar tentu melihat karakter mereka yang sangat lekat dengan teknologi digital. Sering kali mereka menganggap apa yang diterima dari teknologi digital sebagai suatu kebenaran dari teknologi digital, kalau tidak ada penyaringnya, tentu berbahaya bagi pribadinya dan negara,” tegasnya.
Penting sekali pemahaman moderasi beragama yang menitikberatkan pada nilai-nilai toleransi yang menghargai semua keyakinan di Indonesia.
“Tujuannya supaya generasi muda tidak mudah tergiring pada ideologi tertentu yang dibawa kelompok-kelompok tertentu, yang bertentangan dengan Pancasila,” terangnya.
Ia mengapresiasi pemahaman pelajar tentang moderasi beragama yang sudah cukup baik.
“Penekanan selanjutnya hanya difokuskan pada pemahaman prinsip dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.