Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya segera koordinasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim membahas kemungkinan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bahan pokok.
"Seperti beras baik medium maupun premium kemungkinan ada kenaikan sekitar 1,4 - 1,6 persen dari harga eksisting (keberadaan) sekarang. Namun ini akan terus kami pantau bersama dengan Tim dari BI dan BPS," kata Khofifah Indar Parawansa di Jombang, Senin (5/9).
Pihaknya menambahkan, saat ini sedang dilakukan exercise (latihan) terkait dengan Surat Edaran dari Mendagri berkenaan penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mengendalikan inflasi di daerah.
Apalagi, ujarnya, dengan kenaikan BBM bersubsidi ini akan mempengaruhi langsung maupun tidak langsung volatile food (Perkembangan harga komoditas pangan) atau inflasi komponen bergejolak.
"Saat ini kami sedang melakukan exercise terkait SE Mendagri ini bersama Tim BI dan BPS. Bagaimana BTT bisa digunakan kan untuk mensubsidi misalnya transportasi logistik agar tidak terjadi inflasi volatile food lebih dalam," kata dia.
Ia mengatakan, sebenarnya beberapa hari lalu sudah rapat dengan bupati maupun wali kota di Jatim terkait dengan stok dan distribusi BBM. Namun, karena saat ini sudah ada keputusan resmi kenaikan harga BBM, rapat juga diagendakan lagi.
"Meskipun beberapa hari lalu saat rapat bersama bupati, wali kota terkait stok dan distribusi BBM, saya sudah menginformasikan awal terkait ini, namun nanti hasilnya akan kami detailkan lagi," pungkasnya.